Donnerstag, 15. Januar 2015

EMPAT TAHUN TERDAMPARNYA PELAUT

dan janganlah kamu merasa lemah, dan jangan pula kamu bersedih hati, karena kamu yang paling tinggi derajatnya jika kamu beriman (3:139)


Malam kan segera pergi.. cahaya matahari pun akan muncul kembali.. begitulah siang dan malam silih berganti.. lantas apa kabar dengan iman di hati? Adakah dia bertambah tinggi dengan berbagai nikmat dan cobaan yang dihadapi? ataukah ia bagai fatamorgana gurun pasir yang akhirnya menipu diri? Wallahu a’lam

Setiap orang memiliki sejarah kehidupannya masing-masing. Setiap dari kita pun memiliki situasi dan kondisi yang berbeda dalam mengarungi samudra kehidupan ini. Walaupun begitu, kita tetap memiliki kesamaan. Ya! Kita sama sama seorang pelaut. Seorang pelaut yang pasti menemukan berbagai ombak dan badai di tengah perjalanan. Seorang pelaut yang mungkin saja sering mengalami pasang surut keimanan.

Saya tidak pernah membayangkan bagaimana Allah swt merencanakan saya untuk hadir di bumi eropa ini. Saya pun tidak bisa membayangkan apa jadinya diri ini bila kapal saya tidak Allah singgahkan kemari. Yang saya yakin Allah swt tidak mungkin menempatkan hambanya di suatu tempat secara kebetulan. Allah swt pasti memiliki maksud dibalik setiap kejadian.

6 Januari kemarin genap empat Tahun sudah saya di Jerman.. begitu banyak hal yang terjadi dan hikmah yang dialami. Segala perubahan diri pun saya rasakan. Perlahan tapi pasti, keistiqomahan itulah yang diharapkan.
Tidak ada kata terlambat selama diri ini belum di liang lahat. Setiap orang memiliki kesempatan yang sama. Taubatkan dan perjuangkan apa yang perlu untuk diperjuangkan. Bergandengan tangan di sebuah kapal akan membuat kita saling menguatkan. Itulah nikmatnya persaudaraan.

Ukhuwah itu sangat mahal harganya. Kita perlu sahabat yang mengingatkan kebenaran, bukan yang selalu membenarkan. Lingkungan itulah yang sesungguhnya kita butuhkan. Allah swt berfirman,

 “Dan Dia (Allah) yang mempersatukan hati-hati mereka (kaum mukminin), seandainya kamu membelanjakan dunia dan seisinya, niscaya kamu tidak akan dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah lah yang mempersatukan hati-hati mereka.” (Al Anfal: 63)

Segala puji bagi Allah swt. Itulah kalimat yang patut saya katakan. Rasa syukur ini pula yang mendorong saya untuk bergerak. Bergerak untuk terus belajar dan mencoba mengajarkan betapa indahnya islam. Semoga keluarga, sahabat, dan teman teman dapat bersama mengarungi samudra kehidupan. Berlayar dalam sebuah kapal peradaban. Untuk menuju surga yang Allah janjikan. :’’


empat tahun sudah kaki ini di Jerman
rindu kedua orangtua menghadirkan senyuman
kata maaf untuk semua kesalahan
berharap Allah selalu memberikan perlindungan

jum'at mubarak semuanyaaaaaaaaaa!!!!! :D

Halle, 16 Jan 2015, 04:04 CET

LIEBE GRÜßE,

@rizkachab

Keine Kommentare:

Kommentar veröffentlichen