dan janganlah kamu merasa lemah, dan jangan pula kamu bersedih hati, karena kamu yang paling tinggi derajatnya jika kamu beriman (3:139)
Malam
kan segera pergi.. cahaya matahari pun akan muncul kembali.. begitulah siang
dan malam silih berganti.. lantas apa kabar dengan iman di hati? Adakah dia
bertambah tinggi dengan berbagai nikmat dan cobaan yang dihadapi? ataukah ia
bagai fatamorgana gurun pasir yang akhirnya menipu diri? Wallahu a’lam
Setiap
orang memiliki sejarah kehidupannya masing-masing. Setiap dari kita pun
memiliki situasi dan kondisi yang berbeda dalam mengarungi samudra kehidupan
ini. Walaupun begitu, kita tetap memiliki kesamaan. Ya! Kita sama sama seorang
pelaut. Seorang pelaut yang pasti menemukan berbagai ombak dan badai di tengah
perjalanan. Seorang pelaut yang mungkin saja sering mengalami pasang surut
keimanan.
Saya
tidak pernah membayangkan bagaimana Allah swt merencanakan saya untuk hadir di
bumi eropa ini. Saya pun tidak bisa membayangkan apa jadinya diri ini bila
kapal saya tidak Allah singgahkan kemari. Yang saya yakin Allah swt tidak
mungkin menempatkan hambanya di suatu tempat secara kebetulan. Allah swt pasti
memiliki maksud dibalik setiap kejadian.
6
Januari kemarin genap empat Tahun sudah saya di Jerman.. begitu banyak hal yang
terjadi dan hikmah yang dialami. Segala perubahan diri pun saya rasakan.
Perlahan tapi pasti, keistiqomahan itulah yang diharapkan.
Tidak
ada kata terlambat selama diri ini belum di liang lahat. Setiap orang memiliki
kesempatan yang sama. Taubatkan dan perjuangkan apa yang perlu untuk
diperjuangkan. Bergandengan tangan di sebuah kapal akan membuat kita saling
menguatkan. Itulah nikmatnya persaudaraan.
Ukhuwah itu sangat mahal
harganya. Kita perlu sahabat yang mengingatkan kebenaran, bukan yang selalu
membenarkan. Lingkungan itulah yang sesungguhnya kita butuhkan. Allah swt berfirman,
“Dan
Dia (Allah) yang mempersatukan hati-hati mereka (kaum mukminin), seandainya
kamu membelanjakan dunia dan seisinya, niscaya kamu tidak akan dapat
mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah lah yang mempersatukan hati-hati
mereka.” (Al Anfal: 63)
Segala
puji bagi Allah swt. Itulah kalimat yang patut saya katakan. Rasa syukur ini
pula yang mendorong saya untuk bergerak. Bergerak untuk terus belajar dan
mencoba mengajarkan betapa indahnya islam. Semoga keluarga, sahabat, dan teman
teman dapat bersama mengarungi samudra kehidupan. Berlayar dalam sebuah kapal
peradaban. Untuk menuju surga yang Allah janjikan. :’’
empat
tahun sudah kaki ini di Jerman
rindu
kedua orangtua menghadirkan senyuman
kata
maaf untuk semua kesalahan
berharap
Allah selalu memberikan perlindungan
jum'at mubarak semuanyaaaaaaaaaa!!!!! :D
Halle, 16 Jan 2015, 04:04 CET
LIEBE GRÜßE,
@rizkachab
Keine Kommentare:
Kommentar veröffentlichen