-Jika tak kau segerakan hijabmu, maka cemaskanlah "hijab" pertamamu-
Hijab. Satu
kata yang sederhana tapi memiliki berjuta makna. Satu kata yang mudah
diucapkan, tapi masih ragu bahkan enggan untuk dikenakan sebagian muslimah di
bumi hamparan. Itulah sebuah kewajiban. Ia datang tidak pernah sendirian,
selalu beriringan dengan tantangan dan cobaan. Semua Allah serahkan kembali
kepada kita, menjadi hamba-Nya yang tahu dan mengerjakan atau hanya sekedar
tahu lantas melupakan.
Perhatian saya
minggu ini terfokus pada kata “hijab“. Bukan kok ini bukan ngebahas film yang
lagi “hits“ itu. tapi saya ingin menulis sedikit tentang situasi dan kondisi
para muslimah di negri minoritas. Jerman salah satunya.
Aksi teror yang
terjadi awal tahun 2015 di kota Paris tentunya menjadi berita hangat yang
begitu luar biasa di seluruh dunia. Begitupun di Jerman. Berita ini tentu
menuai berbagai efek dimasyarakat. Demo pun banyak terjadi di beberapa sudut
kota di Jerman. Pro dan kontra terhadap islam pun menjadi hal yang tak
terhindarkan lagi dimata masyarakat Jerman pra maupun pasca demonstrasi.
"tidak semua muslim teroris" sekitar ribuan massa hadir pada demo ini
(pict: welt.de)
Allah swt
berfirman.. “Hai Nabi, katakanlah kepada
istri-istrimu, anak-anakmu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang
mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah
untuk dikenal karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang” (Q.S. Al-Ahzab: 59)
Itulah
sepenggal surat cinta dari Allah swt kepada hamba-Nya. Tidak ada kejadian di muka
bumi ini yang terjadi secara kebetulan, karna semua telah Allah gariskan. Dan
setiap kejadian pun ada hikmah yang dapat dijadikan pelajaran.
Setidaknya ada
dua hikmah yang bisa saya ambil dari kejadian ini. Yang pertama adalah belajar
untuk berakhlak yang jauh lebih baik lagi kepada semua orang. Mulai dari cara
berpakaian sampai ekspresi wajah pun menjadi perhatian. Oleh sebab itu sikap
ramah sangat diperlukan. Karena mau gak mau, kita adalah diplomat untuk agama
yang sedang menjadi sorotan. Rasulullah-lah yang paling utama untuk dijadikan teladan.
“Aku tidak pernah melihat seseorang yang paling banyak senyumannya selain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.” (HR. Tirmidzi)
Hikmah yang kedua adalah menjadikan saya pribadi lebih mawas diri akhir akhir ini. Bukan rahasia umum lagi wilayah jerman timur tempat saya tinggal saat ini merupakan daerah rawan dengan rasismus. Setelah berita penusukan seorang muslimah tahun 2009 lalu. Tanggal 13 Januari 2015 kemarin pun kembali terjadi penusukan terhadap seorang pemuda muslim di kota Dresden, Jerman. http://dunia.inilah.com/read/detail/2170449/demo-anti-islam-di-jerman-mulai-makan-korban.
Waspada boleh tapi takut jangan, karna kita orang beriman.. Kejadian ini mengingatkan saya pribadi bahwa kematian bisa datang dimana saja dan kapan saja. Saya memang belum pasti lulus kuliah, atau mungkin belum pasti menikah, tapi kejadian ini semakin meyakinkan saya bahwa saya pasti akan menghadapi kematian. Itulah yang saya pribadi pertanyakan. Sudah sejauh mana diri ini mempersiapkan? Hiks
"Sesungguhnya kematian yang kamu
lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian
kamu akan dikembalikan kepada Allah, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata,
lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (Q.S.
Al-Jumu’ah:8)
Tetap semangat
yaa semuanyaaaa. Sesulit apapun tantangan dan cobaan yang dihadapi, Allah
swt is ALWAYS with us. Selangkah kaki saja keluar rumah dengan menggunakan
hijab, inshaaAllah ada pahala jihad disana. Setetes keringat saja yang keluar
saat mengenakan hijab, inshaaAllah juga akan ada ganjaran disana. Sesungguhnya
Allah swt maha cepat perhitungan-Nya :''
let's move on and move up!

Semoga dengan
adanya tragedi awal tahun tersebut, membuat kita menjadi semakin bangga dengan
keislaman yang dimiliki dan Mebuat kita semakin istiqomah dengan penggunaan
hijab ini. Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Kalau bukan kita, siapa lagi?
Diplomat islam itulah yang dinanti.. yuuk berhijab dan tunggu apalagi :’’)
Pergi merantau ke negara Jerman
Qur’an dan sunnah jadikan pegangan
Ajal menjemput akan menjadi suratan
semoga berhijab akhir manis kehidupan
with love,
LIEBE GRÜßE,
@rizkachab
Keine Kommentare:
Kommentar veröffentlichen