Dienstag, 24. Februar 2015

SALJU NAN PILU

(gambar grup whatsapp OWOP edisi CERLAM)

TEMA ANAK dan SALJU

Sepertiga malam terakhir ia mengadu
yatim piatu membawa pesan rindu
air mata pun telah membeku
mengalir tersamarkan bersama butiran salju

malam kian gelap,
tak ada satu pun bintang tertatap
adakah penduduk langit melihat?
Penantian harap doa terpanjat

meratap pun tak ada arti,
menyesali diri hanya akan melukai
nyawa dan jiwa tak kan kembali
biarkan kereta ini dibawa sendiri
berlari menggapai mimpi
walau mereka tiada menemani


Guten Morgen Indonesien und Gute Nacht Deutschland!
23:52 CET
liebe Grüße,


@rizkachab 

Mittwoch, 18. Februar 2015

PENUMPANG


aku masih seorang penumpang
yang menghadapi gelombang dalam kesendirian
menanti ia yg di sebrang kapal
jenuh bagai hilang arah tujuan

tapi aku hanya seorang penumpang
yang ingin terus berlayar untuk peradaban
tanpa tau kapan maut itu akan datang
tetap menanti jawaban dari Sang pemilik kapal

aku tetaplah seorang penumpang
akankah kulalui semua ini bergandengan
atau tetap dengan kesendirian
aah semua telah Ia rencanakan
arah mana yang terbaik untuk seorang penumpang

Guten Morgen Indonesien und Gute Nacht Deutschland
liebe Grüße,

@rizkachab 

Dienstag, 17. Februar 2015

APA KABAR GURU NGAJIKU

Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh
doc: https://alficrot.files.wordpress.com/2012/03/aceh-baiturrahman.jpg


13 tahun sudah aku tak mengunjungi Banda Aceh. salah satu kota masa kecilku. Sejak TK aku berada disana. Lima tahun lebih kami sekeluarga tinggal di Banda Aceh, dan tentu begitu banyak kenangan yang dirasa. Begitupun oleh saudara-saudaraku yang lain. Banda Aceh begitu luar biasa kala itu.  Bagaikan seseorang yang sedang diuji dan terluka di sekujur tubuh, namun ia tetap tegar, tak menjauh dari Tuhannya, dan tetap berprinsip keimanan bahwa Allah swt akan selalu bersamanya.

Walaupun Banda Aceh termasuk daerah konflik kala itu, tembak tembakan disana sini, tangisan mama saat mengetahui kak kiki atau bang iim belum pulang dikala maghrib, ataupun tamu-tamu tak diundang yang tiba-tiba datang kerumah menghampiri. Semua menyimpan sejuta memori. Hal-hal yang kusaksikan oleh panca inderaku, namun sedikitpun tak mengganggu masa kecilku. Sama sekali tidak pernah menyurutkan semangatku untuk bermain, belajar dan beraktifitas. Justru Banda Aceh menjadi kota yang membuatku banyak belajar.

Ada banyak kegiatan masa kecilku yang mengesankan di Aceh, mulai dari menuntut ilmu di madrasah ibtidayah, bermain sepuasnya bersama teman komplekku disiang bolong, pergi ke TPA di sore hari, dan bermain di pantai hampir setiap akhir pekan menjadi sarana rekreasi tersendiri bagiku dan keluarga.

Diantara semua kegiatan tadi, pergi ke TPA-lah yang menjadi aktifitas favoritku. Bermain dan belajar lengkap menjadi satu di tempat bersejarah itu, TPA Al-muttaqin namanya. Tak jauh dari komplek tempat tinggalku. Disana ada banyak ustadz-ustadzah yang menarik perhatian. Mereka tak hanya mengajarkanku tentang iman dan islam, namun juga arti kehidupan. Dalam kesederhanaan, mereka senantiasa memberikan senyuman. Dalam kesulitan mereka tetap mengajarkan kebahagiaan. Dan dalam setiap rintangan mereka selalu menceritakan kisah kisah perjuangan.

Mereka salah satu alasanku untuk bersemangat pergi ke TPA setiap hari. Apapun yang terjadi, meski lupa minta uang untuk naik labi-labi, panas ataupun hujan, bahkan desingan peluru di telinga sekalipun, aku tetap harus datang mengaji. Aku begitu sayang dan mencintai mereka. karena setiap hal yang mereka katakan, selalu menjadi penyemangatku untuk berbuat kebaikan.

Pernah saat aku menyerah untuk menghafal salah satu surat pendek dalam Al-qur’an, ustadz Rahmat mengajakku dan teman-teman sebayaku untuk menghafal bersama. Siapa yang lebih dulu menghafal, maka akan mendapat coklat. anak umur 6 tahun mana yang menolak hadiah coklat. Mungkin itu salah satu barang mahal bagi kami. Aku pun sangat bersemangat dalam menghafal. Pada akhirnya aku berhasil mendapat coklat, dan setiap dari temanku pun mendapat hadiah yang berbeda dari ustadz Rahmat.

Aku rindu sekali ustadz-ustadzahku. Mereka tidak hanya mengajarkanku untuk berlomba-lomba dalam kebaikan namun juga menghindari hal-hal yang Allah tidak suka. Pernah saat aku liburan sekolah dan ingin sekali rasanya membuka jilbab, kemudian seringkali aku teringat kata-kata mereka, membayangkan wajah dan perasaan mereka. Seketika itu pula aku enggan melakukannya. malu pada mereka dan malu pada Allah tentunya. Mereka salah satu contohku dan juga guru terbaikku.

2002 kami sekeluarga pindah ke Jambi. Dan tak satu pun kontak ustadz-ustadzah yang kumiliki. Semua hilang bagai ditelan bumi. 2004 terdengarlah kabar Aceh di timpa Tsunami.. seluruh dunia berduka cita dan turut berbagi. Berbagai info terus kucari, namun tak jua kudapati. Sampai detik ini pun aku ingin sekali mengetahui, dimanakah keberadaan guru-guruku saat ini.. apa kabar para guru masa kecilku dalam mengaji? Adakah kalian masih tersenyum dan mengabdi?

Merangkai kapal berkayu jati
Berpahat indah untaian jemari
Salam hormatku dari lubuk hati
Tuk guru kehidupan dipelosok negri


(cerita ini ditulis untuk MALAM NOSTALGIA MASA KECIL OWOP FAMILY)

Guten Abend Deutschland und Gute Nacht Indonesien
19:12 CET
From Library with love,

@rizkachab for #VisitBandaAceh2015 :D

Montag, 16. Februar 2015

KEBUN BUNGAKU

(gambar yang dipost pada MALAM IMAJINASI grup whatsapp "OWOP" minggu ini)

Judul: KEBUN BUNGAKU
Imajinasi oleh: Rizkachab

kebun bunga mawar yg telah ku rawat
tanam, siram, petik, semua kulakukan
dengan penuh cinta aku buktikan
hanya untuk dirimu sang pangeran kerajaan

peluh keringat hilang tak terbayang
melihat dirimu bahagia dgn senyuman
satu tangkai bunga yang akhirnya kau pegang
ternyata tuk wanita lain diujung sebrang

ikhlas dan sabar kucoba hadapi ujian
sang pujaan hati meminang wanita idaman
walau hati teriris menerima kenyataan
semua mawar kebunku tuk mereka di hari pernikahan

#sakitnyatuhdisini

Guten Abend Indonesien und Guten Tag Deutschland
15:50 CET
from library with love


@rizkachab :D

Freitag, 13. Februar 2015

BUKAN PELUKAN IBU


„lagu ini saya persembahkan untuk seorang wanita  yang telah berjasa besar dalam hidup saya, dia adalah IBU“

 sambil berucap penuh kehangatan lelaki berlesung pipi itu meletakkan kedua telapak tangannya di dada. Diiringi dengan tepuk tangan meriah para penonton, Ia mulai mengalungkan gitarnya.

Aku tak menyangka, lelaki yang kutemui saat solat dhuha tadi adalah dia. Seorang pria berparas tampan yang saat ini ada diatas panggung utama. aku masih tak menyangka jika dia adalah salah satu pengisi acaranya. Perlahan ia mulai mengawali penampilan. Begitu berkharisma menguasai seisi ruangan. Nyanyian, petikan dan semua gerakan seakan mengarah pada satu tujuan. Tak terlihat namun begitu jelas dirasakan.

aku terdiam di bangku penonton, memperhatikan tatapan matanya yang penuh isi, petikan gitarnya yang penuh arti, dan bahasa tubuhnya yang begitu menjiwai. Tanpa terasa air mata ini pun jatuh membasahi pipi.

Betapa besar makna yang mengalir dari lagu itu. aku bisa merasakan setiap bait yang ia ucapkan merupakan suara hati sebuah kerinduan. Jerit hati untuk seorang ibu. Doa dan harapan begitu jelas terpancar dari kedua bola matanya. Aku hanya bisa diam seribu bahasa dengan air mata yang mengalir begitu deras. Kali ini tidak hanya membasahi pipiku, namun juga hijabku.

Petikan terakhir dari gitarnya pun menandakan bahwa penampilannya telah berakhir. Aku bergegas keluar dari aula gedung panti. Berjalan secepat yang bisa kulakukan untuk menghilang dari keramaian. Entahlah aku tidak peduli dengan tatapan orang-orang disekitarku. Yang kulakukan hanya bisa menunduk dan berharap tak ada yang menyapaku.

Hampir selangkah lagi kakiku keluar ruangan, tiba-tiba seorang laki-laki menarik pergelangan tanganku begitu kuat, Dengan nafas yang terengah-engah dia memandangku.

 „APAAAA??? lelaki yang ada diatas panggung tadi??? kenapa dia mengejarku??? kenapa dia menggenggam tanganku??? Ada apa dengan diriku???“, ribuan pertanyaan menjerit dalam benakku.

Astaghfirullah.. Tanpa berfikir panjang aku pun menghentakkan tanganku dari genggamannya dan kualihkan pandanganku darinya.

„maafkan aku... tapi kenapa kamu tidak berhenti saat aku memanggilmu?, sedari tadi aku berlari menuju kearahmu, menyusulmu..“. masih dengan nafas yang sedikit terengah-engah ia berusaha mengatur kata-katanya. Aku hanya diam dan tetap menundukkan pandanganku darinya.

„apa ini punyamu?“ aku melihat dia mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Aku pun menatapnya dengan penuh keheranan. „mengapa gelang yang biasanya kupakai itu bisa ada di tangannya?“. Aku ingin sekali berteriak marah akan sikapnya. Tapi aku tak bisa. aku takut.

„apa ini punyamu?!! Apa gelang ini punyamu?!!“
kali ini aku melihat wajahnya yang begitu emosional kepadaku..
dengan dua kali anggukan perlahan, aku pun mengiyakan pertanyaannya.
aku pasrah dan mencoba berfikir positif jika ia menemukan gelangku dimusola.
„mungkin terjatuh saat aku selesai solat dhuha tadi“ fikir positifku dalam hati.

„HUMAIRAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!“ lelaki berkacamata di hadapanku tak kuasa menahan air matanya dan memelukku.

aku tak tahan lagi. Ini sudah saatnya aku untuk marah. Aku tak peduli apa yang nantinya ada di kepala laki-laki itu.  meski aku mengaguminya, tapi ia tidak menghargaiku sedikitpun sebagai seorang wanita. Aku tak pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya. Jangankan berpegangan tangan, berbicara hal tak perlu dengan yang bukan mahrom pun aku takut melakukannya. Aku takut Allah melihatnya. Aku takut bila kezaliman dan kelalaian ku di dunia ini, mendatangkan siksa untuk ibuku nantinya.
„Yaa Allah ampunii aku.. jangan engkau siksa ibu yang telah mengorbankan nyawa-nya untuk kelahiranku.. maafkanlah kelalaianku, maafkan segala khilafku, terangilah kubur ibuku. Sesungguhnya engkaulah yang menguasai segala isi hati“

seluruh keberanian aku kumpulkan dan tangisan kekecewaan pun mengiringi disetiap perkataan. Isyarat tanganpun aku tambahkan agar ia memahami apa yang kuutarakan.

„aku memang tak bisa mendengar! aku juga tak bisa berbicara normal seperti kamu. Tapi kenapa kamu tak menghargaiku?! Kenapa kamu memelukku?!!“

terlihat wajahnya begitu kaget saat mendengarku berbicara. Tapi inilah aku. gadis tuna rungu yang harus siap dengan segala keterbatasan dan kelebihanku.

Lelaki itu menatapku lekat-lekat dengan tatapan nanar berkaca-kaca. Kali ini ia mengucapkan sesuatu begitu jelas. Vocal yang disampaikan pun lebih mudah dipahami. Dia meletakkan kedua tangannya di pundakku. Dan ia berkata,

„aku memelukmu, karena kamu adalah adik kandungku. 18 tahun aku rindu padamu. Setelah ayah meninggal dengan obat-obatannya, aku baru bisa kembali ke tanah air menyusulmu, mencarimu, menjemputmu. Dan saat ini kamulah satu satunya harta berharga yang abang miliki. Abang kangen kamu Humaira. Abang sayang kamu. ini gelang ibu kita yang dulu abang letakkan di kereta bayimu. ini nama ibu kita ra!! abang hanya ingin kita bisa bersatu disurga-Nya kelak. abadi dan tak terpisahkan.“

pelukkan hangat kembali hadir dalam hidupku. Walau bukan dari ibuku, tapi cukuplah ia sebagai abangku.


Tanah air negeri yang bermartabat
Akhlak mulia cerminan harapan
Fiksi pertama semoga ada manfaat
Kritik saran tuk perbaiki dihadapan

Guten Morgen Deutschland und Guten Tag Indonesien
07:30 CET
liebe Grüße,

@rizkachab

Freitag, 6. Februar 2015

PENENANG UJIAN


Setiap orang punya cerita. Tertawa, bahagia, kecewa bahkan derita. Semua tergantung sudut pandang bila seseorang mengalami suatu peristiwa. Jutaan emosi ada dalam diri setiap jiwa. Lepaskanlah emosi itu sewajarnya. Bingkailah emosi itu dalam balutan zikir kepada Sang pemilik semesta. Bukankah semua itu datang dari-Nya?
Akhir-akhir ini sekitar ratusan atau mungkin ribuan student Indonesia di seluruh Jerman tengah „asik“ mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian-ujian mereka. Ada yang bersiap untuk menghadapi ujian masuk Studienkolleg, ada yang bersiap menghadapi ujian tertulis dengan berbagai level ketegangan baik itu 1.Versuch, 2. Versuch ataupun 3. Versuch (re: the last chance). Ada juga teman-teman yang sedang mempersiapkan ujian lisan mereka (mündliche Prüfung). Setiap persiapan itu tentu dilengkapi berbagai macam emosi didalamnya. Apakah kita menjadi yang dikendalikan atau yang mengendalikan emosi batin tersebut.
Kekhawatiran memang seringkali menimpa sebelum maupun sesudah ujian. Tiap orang pun memiliki tingkat kekhawatiran yang berbeda-beda. Cara mengatasinya pun tak sama. Solat, doa orangtua dan usaha cerdas pun bisa menjadi salah satu cara efektif diantara sekian banyak cara yang ada.

1.    SOLAT

“Mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat” (QS. Al Baqarah: 45)


kita hanyalah hamba. Kita juga manusia biasa. Perkara ghaib pun kita tak tau apa-apa. Lantas kenapa diri ini sombong saat segala sesuatu menjumpai kita. Selain solat wajib, Istikharah dan solat hajat mungkin bisa menjadi salah satu alternatif untuk bermunajat kepada sang Pencipta.
Pertama kali saya melaksanakan solat Istikharah dalam hidup adalah ketika saya harus menentukan Studienkolleg mana yang harus saya pilih untuk ujung tombak perjuangan di Jerman. saya menyadari bahwa ini bukan pilihan yang mudah. Setiap pilihan penuh risiko dan tantangan. Melibatkan Allah dalam keputusan pun menjadi suatu kebutuhan.
Karena efek solat sekaligus doa istikharah ternyata begitu luar biasa bagi saya. Akhirnya saya pun merasakan betapa nikmat hasil yang didapat. Semua tidak instan. Keberkahan dan manisnya iman pun menjadi pengukir senyuman.
Ujian semester ini pun saya baru terfikir untuk memulai kembali beristikharah dalam setiap modul ujian yang akan saya ambil. Boleh jadi modul ujian itu menghasilkan kebaikan untuk saya dan boleh jadi sebaliknya. Mungkin aneh setiap modul diistikharahkan. Tapi inilah cara sederhana yang bekerja luar biasa.
Tak hanya istikharah, solat hajat pun bisa menjadi salah satu penentram dikala kegelisahan itu datang. „hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang“. Itulah salah satu obat penenang yang bisa dilakukan saat ujian akan menghadang.
berwudhulah, solat hajat 2 rakaat, beristighfar, lalu berdoalah kepada Allah, mintalah bantuan kepada-Nya. Bukankah ujian itu datang dariNya? Profesor ataupun dosen yang hadir dikelas tak lain hanyalah perantara yang dikirimkan Allah dihadapan kita. Lalu kenapa kita harus takut kepada mereka?

2. DOA ORANGTUA

“ridha Allah ada pada keridhaan orang tua dan kemurkaan Allah ada pada kemurkaan orang tua” (HR. Tirmidzi)

Ribuan kilo jarak yang memisahkan. Bukanlah alasan komunikasi dilupakan. Segala sesuatu yang kita dapatkan. Boleh jadi karena sujud mereka di penghujung malam. Walaupun berbulan-bulan ataupun bertahun-tahun tak berjumpa, tetaplah jadikan komunikasi pada mereka hal yang utama. Chat, telfon, skype, lakukanlah apa yang kita bisa. Doa orangtua hal yang dinanti, dan restu mereka kan membantu kita menggapai mimpi. semoga di surga-Nya kelak bertemu kembali.

3.    USAHA CERDAS

  “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” (Ar-Ra'd: 11)

         Perjalanan ini masi panjang. Menjadi hal yang sia-sia apabila bukan karna Allah swt semua jerih payah ini dikerjakan. Berusahalah, maka Allah maha melihat usaha itu. percayalah, bahwa tidak ada hasil yang mengkhianati kerja keras. Belajar adalah proses. Dan Allah pun menyukai proses itu. lulus ataupun tidak keduanya hadiah dari Allah untuk hamba-Nya yang mau belajar. Dari sanalah inshaaAllah akan dijumpai keberkahan. Ia tak terlihat namun bisa dirasakan.

“Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin itu. Semua urusannya baik baginya. Hal itu hanya dimiliki orang yang beriman. Jika dia memperoleh nikmat, dia bersyukur dan itu baik baginya. Jika ditimpa kesulitan, dia bersabar dan itu baik baginya.”(HR. Muslim)


Setiap orang pernah mengalami ujian hidup. Bahkan bayi yang akan lahir pun mengalami ujian yang luar biasa untuk berjuang keluar dari perut ibunya. Apalagi dengan kita. Para perantau, pelajar sekaligus pengemban amanah yang telah bertahun tahun di dunia. Kelulusan dari studienkolleg dan kelulusan dari berbagai universitas di Jerman ini merupakan suatu hal yang dinantikan. Semoga Allah swt mudahkan kita dalam menyelesaikan sesuatu yang telah dimulai ini. Pada akhirnya Dia-lah yang mengetahui segala sesuatu yang terbaik.

Ujian memang hadir dalam kehidupan. Masalah pun akan muncul pada mereka yang memiliki harapan dan impian. Maka berjuanglah dalam proses penyelesaian. Allah melihatnya. Allah mencatatnya, dan Allah tak akan mengingkari janjinya. Meyakini bahwa kita jauh lebih besar dari masalah yang Allah beri adalah langkah awal dalam mengatur emosi. Dari sanalah keoptimisan itu muncul kembali. kekhawatiran pun akan terkikis dari hati. 

bersama keluarga pergi rekreasi
ide bersambut ke rumah panti
Pengalaman sekitar jadikan motivasi
Tuk berbagi dan pengingat hari nanti


Guten Morgen Indonesien und gute Nacht Deutschland
01:57 CET, -4 grad celsius

liebe Grüße aus Halle,

@rizkachab
all picts are mine. from gallery and instagram :)