Assalamu'alaykum teman teman yang dirahmati oleh Allah :)
perkenalkan
nama saya Rizka Rahmayani, kalian bisa panggil saya icha atau rizka.
saya berumur 20 tahun. setelah menyelesaikan sekolah di SMAN 38 Jakarta,
saya melanjutkan studi di studienkolleg (college) Medical-kurs Halle,
Jerman . Dan Alhamdulillah saat ini saya diberi kesempatan oleh Allah
untuk melanjutkan studi s1 dijurusan Ernährungswissenschaft (science of
nutrition) Martin Luther Universität, Halle, Jerman. mohon doanya juga
dari teman teman agar studi saya ini bisa selesai enam semester alias
tepat waktu alias lancar dan dimudahkan segala urusannya sama Allah SWT
*Al-fatihah* :')
saya
tidak pernah menyangka mendapat tawaran menulis di blog ini. menurut
saya ini adalah salah satu kesempatan dari Allah SWT agar saya berbagi
dengan teman teman tentang kehidupan saya dinegara minoritas ini. semoga
pengalaman saya ini bisa membawa manfaat untuk wanita muslim didunia
pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya.
awal mula berjilbab
saya
diperkenalkan jilbab oleh mama sudah dari kecil sejak saya mengenyam
bangku TPA yaitu saat TK di Banda Aceh.Dan lingkungan saya pun sangat
mendukung untuk mengenakan itu. tahun demi tahun berlalu, bosan pun
menghantui saya untuk melepas jilbab ini ketika saya berumur 10 tahun
dan harus pindah sekolah ke Jambi. di Jambi saya masuk ke sekolah dasar
negeri yang notabene tidak mewajibkan siswinya memakai jilbab. hari
pertama pun dengan entengnya saya tidak memakai jilbab dikepala.
perasaan bersalah timbul sedikit dibenak saya, tapi itu tidak
berlangsung lama karna saat itu saya juga melihat banyak sekali yang
tidak memakai jilbab. saya pun berkesimpulan didalam hati "yes ada
temennya, jadi ngapain takut".
saat
saya telah mendapat sekolah baru, kelas baru dan teman baru di hari
pertama, saya pun harus ke ruang guru untuk mengurus dokumen pindah
sekolah bersama papa. naah disana saya bertemu dengan guru agama islam
di SDN 47 namanya bu Rubiyati. beliau lalu menyapa saya dan bertanya,
"kamu siswi yang pindahan dari aceh ya? " iya bu~ "kok gak pake jilbab?"
*jleb*. itu pertanyaan yang seketika membuat saya sangat malu dengan
diri saya sendiri. singkat cerita keesokan harinya saya memutuskan untuk
tetap berjilbab di SD negeri tersebut sampai sekarang.
banyak sekali cara Allah SWT
memperingati kita untuk berhijab, tapi terkadang kita tidak mau tau
dengan ajakan atau petunjuk tersebut. Padahal Allah-lah yang menguasai
semua urusan kita. hidup, mati dan ibadah semua dikembalikan kepada-Nya.
bahkan bumi dan
langit pun ada digenggamannya, tapi kenapa untuk sebuah kewajiban kita
masih mempertanyakannya???. banyak orang yang mengatakan masih menunggu
hidayah untuk berhijab, padahal hidayah itu dijemput bukan ditunggu.
banyak juga yang menunda untuk berhijab dengan alasan masih muda,
padahal di masa muda itulah tantangan terbesar hawa nafsu manusia. ada
juga yang bercita cita mengenakan hijab setelah ia menikah, padahal
malaikat maut selalu mengintai ditiap harinya. sudah siapkah kita untuk
itu semua?.
seiring
bertambahnya umur, dan berkurangnya usia, saya pun sering berfikir hakekat hidup sebenarnya.
untuk manusia atau untuk sang pencipta?. hal ini baru terlintas dipikiran
saya ketika saya berada dibumi Allah yang lain, yaitu Jerman. hidup
jauh dari orang tua membuat saya sadar bahwa Allah-lah satu-satunya
penolong saya. Allah-lah yang mengatur skenario hidup saya. Dan Jerman
telah mengajari saya banyak hal terutama tentang prinsip hidup.
Jerman yang disebut juga
negara jantung eropa memiliki penduduk sekitar 82juta manusia. sekitar
66% atau 55 juta orang beragama kristen, 30% dari populasi penduduk
negara jerman mengaku tidak memiliki agama dan hanya sekitar 5,2%
penduduk Jerman yang beragama islam. Islam memang minoritas disini, tapi
Jerman negara yang memiliki toleransi yang cukup tinggi. Mereka sangat
terbuka dengan kepercayaan dan pemikiran siapapun. Karena itulah sampai
detik ini Alhamdulillah saya belum mendapat kendala berarti dalam hal
beribadah terutama dalam berhijab.
Ada
banyak hal menarik mengenai hijab selama saya hampir 2 tahun tinggal di
Jerman. Berikut tiga hal diantaranya yang akan saya share disini,
yaitu:
1. saat
saya menyentuh kampus pertama kali, banyak sekali wajah asing dihadapan
saya, semua serba pirang, serba tinggi, serba mancung, dan serba serbi
lainnya. Ada juga beberapa berwajah oriental, asia, dan afrika. Naaah
ketika saya sedang berjalan dikoridor kampus, ada yang menyapa saya
dengan ucapan "Assalamu'alaykum", karna kaget saya reflek langsung
menjawab "wa'alaykumsalam warahmatullahi wabarakatuh" sambil melihat ke
arah pemuda yang terlihat terburu-buru itu.
jujur
saya belum kenal dengan pemuda jerman itu sebelumnya. saya rasa dia
juga begitu, tapi dia telah menyapa saya dengan sebuah salam. Hal
seperti ini beberapa kali terjadi pada saya. saya diberi salam oleh
orang orang yang belum dikenal. walaupun mereka berbeda negara dengan saya tapi ternyata kami
bersaudara. oooh betapa indahnya islam. tentu hal ini tidak akan terjadi
jika saya tidak memakai jilbab, karna dia pasti tidak mengetahui jika
saya seorang muslim. ternyata kisah saya ini sangat selaras dengan
firman Allah di Q.S. Al-ahzab:59
"Hai
Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan
isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al Ahzab : 59)"
2. kisah
menarik yang kedua terjadi ketika saya sedang bekerja di Berlin saat
mengisi liburan. naaah waktu itu jerman sedang musim panas, jadi
matahari terik sekali. Alhamdulillah saya bekerja di dalam ruangan. Saat
saya bekerja disana, saya duduk disebuah meja, dan di meja tersebut ada
3 pria yang bekerja bersama saya. Dua diantara mereka orang afrika (A
& B) dan satu lagi pria berkewarganegaraan Jerman (C).
Karena
tidak memiliki bahan obrolan, saya asik dengan kerjaan saya, jadi saya
terlihat diam saja. Sampai akhirnya salah satu diantara mereka
menanyakan asal negara saya. Lalu saya jawab dari Indonesia. Waaaah
reaksi mereka langsung heboh. Mereka bagai mendapat topik hangat saat
tau saya dari indonesia. Mereka bertiga saling berdiskusi tentang
penolakan lady gaga diindonesia saat itu. Saya pun kaget, tidak menyangka
ternyata mereka begitu up date tentang hal ini. Setelah bosan dengan
topik ini, orang afrika tersebut bertanya kepada saya dan berusaha
mengganti topik.
A: you are moslem right? *nada kepo*
S: of course, you can see it from my hijab *sambil nunjuk kerudungan* :)
B: heey it's summer not winter. It's so hot now, why are you wearing that? *nebeng topik*
S: it's my duty and it's just for my God
B: sorry,i don't believe in God and i think it's no sense
S: hmmmmm *mikir* okay i have a simple analogy for you. i have 2 candies, this one with
wrap and this one without wrap. Which one do you prefer?
A: i want this one *nunjuk permen yang dibungkus*
S: why? *nada memancing*
A: i want the new one
S: i hope you got the point guys *nyengir lebar*. Woman in islam is very special, so islam protect us with this rule
C: i have a friend from maroko, she is moslem too. But why she doesn't wear hijab like you?
A: i don't know why, but it's all about right and wrong. there is no compulsion in Islam. Because life is a choice
Setelah
pembicaraan ini, saya pun pamit ke toilet, agar topik disudahi. Dari
pengalaman ini saya menarik kesimpulan, bahwa dimanapun kita berada,
selama kita mengenakan hijab, itu adalah langkah dakwah kita. Selama
kita mengenakan hijab insyaAllah selama itu pula pahala mengalir kepada
kita dan orangtua kita baik masih hidup ataupun telah tiada. Karena ini bagian dari menjalankan perintah
Tuhan kita. Allah SWT.
3.
kisah menarik yang ketiga berasal dari lingkungan saya saat ini. ketika
hidup di Jerman saya bagai melihat dua warna yang jelas. ada hitam dan
ada putih. dan saya lebih mudah untuk menilai dan mengikuti ajaran islam
secara utuh. berbeda hal-nya ketika di Indonesia. saya bagai melihat
warna Abu-abu. ketika ada orang yang berbuat kebenaran menurut islam,
tapi malah dianggap aneh atau terkadang dicemooh oleh orang islam itu
sendiri. ketika ada orang yang berbuat kesalahan menurut islam, tapi
malah dianggap enteng dan didiamkan saja oleh orang islam itu sendiri.
aneh. sungguh aneh. tapi inilah yang saya lihat.
Alhamdulillah
dari awal tiba disini, saya telah diperkenalkan sebuah mesjid Indonesia di
kota Berlin, masjid Al-falah namanya. saya banyak belajar disana. dan
saya mulai belajar mengaplikasikan apa yang saya pelajari. saya mulai
mengenakan kaos kaki, saya mulai mengulurkan jilbab saya, saya mulai
untuk memakai rok, dan lain sebagainya. hal seperti ini tentu tidak saya
dapatkan di universitas.
hampir
dua tahun sudah saya diJerman. saya sangat berharap tidak hanya ilmu
dunia yang saya dapatkan, tetapi juga ilmu akhirat atau ilmu agama.
karena dengan ilmu akhirat inilah bekal kita untuk ke kampung halaman
yang abadi. hidup di dunia paling tidak sampai 100 tahun, tapi kehidupan
akhirat melebihi ribuan tahun lamanya, karna disanalah rumah kita yang
sesungguhnya. semoga kita dikumpulkan di surganya Allah SWT. aamiin ya Rabbal 'alamiin :')
ada durian tercium bau
durian dibeli di plaza semanggi
maut datang tak ada yang tau
mari berhijab dan tunggu apalagi
GUTEN ABEND JERMAN AND GUTE NACHT INDONESIA
liebe Grüße,
@rizkachab