Mittwoch, 5. August 2015

RESOLUSI UMROH YANG MENJADI NYATA


Ibnu Umar berkata, "Tiada seorang pun melainkan atas dirinya ada kewajiban mengerjakan haji dan umrah."*

            Banyak diantara kita yang tentu ingin sekali menjelajahi dunia. ke Turki, Amerika, Korea, Jepang, liburan ke tanah air untuk keliling Indonesia, sampe tujuan terfamous yaitu keliling Eropa. Semua destinasi liburan itu tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Saya pribadi pun pernah berfikir untuk merencanakan liburan ketika di Jerman. Walaupun biayanya belum ada, tapi apa salahnya bermimpi dan membuat rencana. Bukankah Allah swt maha mengetahui segala isi hati dan maha segalanya??? Maka bermimpilah, biarkan Allah swt yang memeluk mimpi dan rencana-rencana kita. Tujuan liburan pun dibuat. bukan keliling Eropa yang saya utamakan namun keliling Kakbah-lah yang begitu saya inginkan.
            Berawal dari Akhir 2012 lalu, kota Berlin kedatangan seorang Master coach, senior trainer, hypnotherapist, NLP practitioner dari Indonesia. Beliau adalah bapak Wasmin Al Risyad. Acara yang di motori oleh IWKZ fortbildung ini bertajuk Hypnotic Goal Setting.
Pada acara tersebut setiap peserta pun dimintai untuk menuliskan target yang ingin dicapai pada 31 Desember 2013 nanti. Sebelum menulis beliau mengingatkan agar jangan lupa menuliskan bismillah. Karena antara keberanian, kepercayaan diri dan keimanan terkadang sering bertolak belakang. Maka jadikan basmallah sebagai jembatannya. Impossible is nothing! Karena bagi Allah swt tidak ada yang tidak mungkin.
Singkat cerita saya pun membuat lima target besar. Salah satu targetnya adalah telah melaksanakan umroh bersama kedua orangtua. Maka target pun ditulis, dibacakan, kemudian didoakan pada acara malam akhir tahun 2012 tersebut.
            Ketika acara tersebut saya duduk bersebelahan dengan salah seorang sahabat saya yang tinggal di kota Berlin. Kami pun mengawali bismillah dan menulis target masing-masing. Dari ke lima target yang ingin saya capai di akhir tahun 2013 nanti, ada satu target yang kami tulis secara janjian. Target itu adalah ODOA (One Day One Ayat) menghafal Al-qur’an mulai dari surat Al-baqarah.
            ODOA adalah metode menghafal Al-Qur’an yang dipopulerkan oleh ust. Yusuf Mansur. Bermodalkan dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar inshaaAllah siapapun bisa menghafalkan Al-Qur’an. Ibu rumah tangga, Insinyur, PNS, Dokter, Supir Angkot, Tukang Ojek, Pelajar, Mahasiswa, semua jenis pekerjaan dapat menjadi penghafal Al-Qur’an. Kunci utama dari metode ini cuma satu,  yaitu ISTIQOMAH. Walaupun hanya satu ayat yang dihafal, namun apabila berkelanjutan inshaaAllah sekitar 20 sampai 25 tahun lagi dapat membekas dalam ingatan. Maka teruslah berdekatan dengan Al-qur’an karna disanalah terletak sumber yang hakiki dari kebahagiaan. Semoga kita dapat menjadi keluarga Allah swt di bumi hamparan.

“Lakukanlah amal sesuai kesanggupan. Karena sesungguhnya Allah tidak akan bosan sehingga engkau menjadi bosan. Dan sesungguhnya amal yang paling Allah sukai ialah yang terus-menerus dikerjakan walaupun sedikit.” (H.R. Abu Dawud 1161)
           
            Setelah malam tahun baru berganti, tahun 2013 pun diawali. Setiap orang kembali dengan rutinitasnya masing-masing. Begitupun dengan saya, kembali menjalani hari seperti biasa sebagai mahasiswa perantau di negri Hitler sana. Tak lupa pula dengan kelima target yang masi membayangi kepala.
            Tahun 2013 pun terus berlalu, tak terasa sudah berada di perempatan  tahun 2013. Aku  pun mendapat kabar bahwa sahabatku yang tinggal di Berlin akan melaksanakan ibadah umroh bulan Maret. Saat mendengar kabar itu tentu bahagia, deg-degan sekaligus rasa iri pun turut hadir dalam hati pribadi. Bahagia karna turut senang akan perjalanan ibadah sahabatku ini. Deg degan karna teringat kembali bahwa pernah memproklamirkan diri telah melaksanakan umroh tahun 2013. Sekaligus iri karna sahabatku padahal tak pernah menulis resolusi ingin umroh akhir tahun 2012 kemarin. Namun Allah swt memberikan rizki yang lain kepadanya. Dan ini berarti adalah umroh yang kedua kali baginya. subhanAllah.
            Rasa iri yang kurasakan langsung kupanjatkan kepada Allah, berdoa agar diperkenankan menuju Kakbah, dan tak lupa pula kutitipkan doa kepada sahabatku sebagaimana Rasulullah saw pernah menitipkan doa kepada Umar ra.
Umar meminta izin kepada Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam untuk menunaikan umrah, maka Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam berkata, “Wahai saudaraku, sertakanlah kami dalam doa-doamu dan jangan lupakan kami.” (H.R. Ahmad dan Tirmizi)

            Betapa indahnya persaudaraan dalam islam. Saling mendoakan dalam kebaikan, saling menguatkan dalam perjuangan, dan inshaaAllah saling membantu ketika hari perhitungan.
Nah sepulangnya sahabatku dari umroh, dia bercerita tentang pengalamannya. Dan yang menarik perhatianku adalah ketika dia menceritakan mengapa secara dadakan dia berangkat umroh.
"iya cha jadi kan aku gak ada niatan memang awalnya, waktu aku udah hafal Al-baqarah sampe ayat puluhan gitu, aku doa sama Allah..'ya Allah klo aku dihadiahin umroh untuk hafalan ini boleh kali yaa'.. padahal kaya dialog biasa aja cha, sepintas kepikiran gitu. eh terusannya cha waktu lagi telfonan sama orgtua gitu, tiba tiba orgtua diindo ngajakin umroh. coba aja cha minta sama Allah, doa semoga diundang juga".
            Subhanallah mungkin amalan rutin tersebut yang menjadi wasilah berangkatnya sahabatku ke tanah suci. Berbekal nasihat dan cerita dari sahabat, semangat pun kembali muncul bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah. Ini bukanlah soal biaya semata, namun niat dan tekad yang kuat agar Allah mengizinkan kesana. Bukankah Allah swt beserta prasangka hamba-Nya?.
            Setelah niat dan tekad, tentu harus ada usaha yang dilakukan. Maka usaha pertama yang dilakukan adalah menelfon orangtua di Indonesia. Negosiasi untuk mengajak mereka umroh bersama pun diutarakan.  Namun orangtua menolak kala itu, dikarnakan beberapa  hal yang mengakibatkan orangtua harus memilih prioritas yang lain. Walau orangtua menolak umroh bersama. Saya tetap berdoa dan berikhtiar sebisa yang dilakukan.
            Pertengahan tahun tiba, libur musim panas pun perlahan menyapa. Beberapa temanku memutuskan berlibur ke Indonesia. Sedangkan aku harus stand by di negara jantung Eropa. Karna apa??? karna uang di Deutsch Bank menipis dan hampir tidak ada. Jadi kuputuskan libur musim panas kali ini full untuk bekerja. Namanya juga mahasiswa, yang penting orangtua ridho dengan ini semua.
            Ekspedisi mulia pun mulai dilakukan. Aku yang tinggal di kota Halle kawasan Jerman Timur siap meluncur menuju kota Aachen di kawasan Jerman Barat untuk mengisi liburan dengan bekerja. Susah susah gampang dapet kerja disana. Tapi tetap kulakukan semua karna Allah dan kuikhtiarkan agar dapat umroh tahun 2013.
Banyak tantangan yang kutemukan ketika kerja di Aachen. Mulai dari mencari tempat tinggal, mencari kerja, sampai mencari lingkungan yang dapat membantu untuk mengecas keimanan. Alhamdulillah lingkungan yang kucari itu ditemukan. Dan hal sulit pun terasa mudah dilakukan.
Aku mendapat kerja di salah satu pabrik coklat kota Aachen. Shift pagi, siang, malam, ketiganya pernah kujalankan. Masing-masing 8 Jam perhari. Dan sekitar sebulan setengah jadwal kerjaku disana. Alhamdulillah sekitar 1900€ yang kudapatkan. Dan biaya umrohku waktu itu sekitar 1199€ . kalau dulu 1 euro sekitar 13.000 rupiah, kalau sekarang mah 1 euro udah hampir 15.000 rupiah. Apabila dikalkulasikan maka berangkat umroh dari Jerman memang jauh lebih murah jika dibandingkan berangkat dari Indonesia.
            Aku sangat merasakan tidak mudah bekerja di negara orang. Apalagi yang diandalkan adalah fisik bukan otak ataupun keterampilan. Maka terkadang sikap yang tidak berkenan sering kali muncul dari atasan. Mulai dari jilbab yang dipermasalahkan, pekerjaan yang terkadang diremehkan, waktu solat yang dipertaruhkan sampai masalah jam istirahat yang berantakan. Sudah semestinya prinsip aqidah dan akhlak kita sebagai seorang muslim tetap dikedepankan. Karna itu kunci dalam melakukan berbagai tindakan. Jangan sampai dunia diutamakan, namun perintah Allah justru dikesampingkan.
Sebulan setengah perlahan berlalu. Selama bekerja disana aku tak pernah lupa menelfon kedua orangtua di Indonesia. Pembicaraan paling menarik via telfon kala itu adalah ketika kedua orangtuaku berubah fikiran untuk berangkat umroh bersama. Subhanallah walhamdulillah. Memang Allah swt lah sang maha pembolak balik hati.

Mama: icha jadi mau umroh tahun ini?
Diriku: jadi ma.. mau banget inshaaAllah!!! *excited tetep
Mama: mama, papa, nenek, buma (tanteku) dan keluarga juga mau umroh tahun ini.. nanti kita janjian aja yaa nak disana
Diriku: kok tiba-tiba mau berangkat ma? Rombongan lagi? Kok bisa?
Mama: mama kepikiran kata kata icha kemarin.. memang rezeki kann dari Allah. Masa buat ibadah banyak mikir. inshaaAllah nanti diganti sama Allah rizki yang lebih baik.

            MashaaAllah, subhanallah, walhamdulillah, walaailaahaillallah, wallahuakbar pokoknya. Itu penggalan inti telfonan sama mama. Sempet juga mama nawarin bayarin umrohku dari Jerman. Tapi aku tolak dengan sebaik mungkin. Karna bagiku keberadaan mereka ketika umroh jauh lebih berharga dari apapun. Dan memang udah niatan gak mau ngerepotin dan dibayarin orangtua. Itulah skenario Allah. Sangat luar biasa. Pembicaraan telfon itu pun dengan suksesnya telah berhasil membuat semangat kerjaku muncul berkali kali lipat.
         Itulah resolusi umroh yang kutulis, kuproklamirkan dan didoakan seisi masjid Al-Falah Berlin pada akhir tahun 2012. Dan Alhamdulillah penghujung tahun 2013 aku telah menunaikannya dan sekaligus merasakan pergantian tahun masehi disana. Kalau bukan karna campur tangan Allah tak mungkin aku dan kedua orangtuaku sampai ke rumah-Nya.
The last but not least, sebelum keliling dunia atau keliling eropa, ada baiknya uang tersebut digunakan untuk keliling kakbah terlebih dahulu, worth it sekali. Umur gak ada yang tau, dari sekarang mulai diniatkan, doakan, semoga Allah swt memudahkan semua yang direncanakan. Semoga yang belum umroh atau haji bisa disegerakan, dan yang sudah pernah semoga bisa kembali diberi kesempatan.. Aamiin ya Rabb :’’
Semoga pengalaman ini ada ibroh yang dapat diambil. Intinya jangan putus doa dan berusahalah melakukan amalan terbaik untuk Allah yang bisa kita lakukan. niatkan semua karna-Nya. finansial mah urusan kecil kalau Allah swt berkehendak. Jika Allah swt yang mengundang, maka Allah lah yang memampukan. So, don't worry manteman! :’)

Berjalan di bumi Allah dengan kerudung,
Melihat awan dilangit yang mendung,
Madinah dan mekkah dirindukan tak terbendung,
Semoga Allah izinkan kembali berkunjung.

Liebe Grüße,

@rizkachab

*Di-maushul-kan oleh Ibnu Khuzaimah dan Daruquthni (hlm. 282), al-Hakim (1/471), dan al-Baihaqi (4/351) dengan lafal, "Tiada seorang pun dari makhluk Allah melainkan haji dan umrah menjadi dua kewajiban atas dirinya (yaitu bagi orang yang mampu pergi ke sana). Barangsiapa yang menambah lagi sesudah itu, maka tambahan itu bagus dan tathawwu' (sunnah)." Al-Hakim berkata, "Sahih menurut syarat Syaikhaini", dan disetujui oleh adz-Dzahabi. Kedudukannya memang seperti apa yang mereka katakan. Akan tetapi, al-Hafizh tidak memberi komentar apa-apa dalam al-Fath. Al-Baihaqi juga meriwayatkan darinya dengan sanad sahih, katanya, "Haji dan umrah itu adalah dua buah kewajiban." Diriwayatkan secara marfu dari Ibnu Abbas dan lainnya tetapi riwayat marfu ini tidak sah sebagaimana dijelaskan dalam Al-Ahaditsudh Dha'ifah 'Silsilah hadits Dha'if' (nomor 200 dan 3520).

Subhanallah sempet-sempetnya nih ada yang solat
-Tegel Airport Berlin-

Masjid Quba yang pertama kali didirikan Rasulullah
-Madinah-

Mama sama nenek di halaman masjid Nabawi
-Madinah-

-Jabal Rahmah, Padang Arafah-

-Langit yang selalu indah di Masjid Nabawi-


-Masjidil Haram, Mekkah-

-After tawaf wada-
inshaaAllah see you again Kakbah :''

Montag, 3. August 2015

PAGI YANG MENYADARKAN


“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”
(Q.S. Ali-Imran:190)


Bulan perlahan menghilang dari peraduannya. Matahari mulai memancarkan cahayanya sedikit demi sedikit, pertanda bahwa hari memang telah berganti dan berbagai aktivitas mulai terlihat oleh jutaan pasang mata di hamparan ibu pertiwi. Inilah salah satu tanda kebesaran ilahi.
Pagi telah kembali, dengan mengucap basmalah berharap Allah ridho dengan perjalanan ini. Kaki terus melangkah, menapaki jalanan yang dihiasi dengan lubang serta bebatuan yang berserakan tak tertimbun oleh aspal. Mata terus melihat kedepan memperhatikan hiruk pikuk para insan dipinggiran kota metropolitan. Keramaian, kemacetan, kesemrawutan, bahkan polusi udara di pagi hari pun hampir setiap hari dirasakan.
Rasa syukur yang menguatkan kaki terus berjalan, melihat banyak pemandangan yang seringkali mengharukan. Seorang ibu yang menggendong dan memeluk anaknya ditengah desak dan keramaian, seorang bapak yang berdagang keliling ditengah terik siang, serta aktivitas para insan lainnya yang sedari pagi berjuang untuk mencari ilmu ataupun mencari segenggam harta agar keluarganya dapat makan.
Semua terlihat begitu indah karna kesabaran. Melalui rutinitas yang berat namun tetap dengan senyuman. Lalu apa yang masih dikeluhkan? Rasanya masalah diri tak ada apa-apanya jika harus dibandingkan.
Setiap orang memang memiliki rutinitas yang berbeda, serupa namun pasti tak sama. Dan tentu masalah dan cobaan yang Allah berikan pun akan berbeda. Ustadz Rahmat Abdullah pernah berpesan:
„Setiap kita akan senantiasa diuji oleh Allah SWT pada titik-titik kelemahan kita.
Orang yang lemah dalam urusan uang namun kuat terhadap fitnah jabatan dan wanita, tidak akan pernah diuji dengan wanita atau jabatan.
Tetapi orang yang lemah dalam urusan wanita namun kuat dalam urusan uang, tidak akan pernah diuji dengan masalah keuangan.
Orang yang mudah tersinggung dan gampang marah akan senantiasa dipertemukan oleh Allah dengan orang yang akan membuatnya tersinggung dan marah sampai ia bisa memperbaiki titik kelemahannya itu sehingga menjadi tidak mudah tersinggung dan tidak pemarah...“

Itulah sepenggal pesan dari almarhum ustadz Rahmat. Setiap orang akan senantiasa diuji oleh Allah swt pada titik kelemahannya. Apakah ujian ujian ini akan menjadi perantara menuju Allah atau justru sebaliknya.
Saya teringat ada beberapa sahabat indonesia saya di Jerman yang Allah swt uji dengan hal yang serupa tapi tak sama. Dua diantaranya adalah Si A dan si B. mereka sama sama ingin ke Indonesia pada liburan musim panas kali ini, namun ujian yang Allah berikan berbeda. Keduanya tetap bertahan di Jerman sampai detik ini sebagai upaya untuk mencari solusi.
A adalah salah seorang student Indonesia yang sudah bertahun-tahun di Jerman. Ia ingin sekali bersilaturrahim dengan keluarga besarnya yang sudah lama tak ia jumpai. Namun A tidak memiliki uang yang cukup untuk ke Indonesia. Maka student ini pun mencari pekerjaan sampingan untuk menghidupi dirinya di tanah rantau sekaligus mencari biaya agar bisa berlibur ke Indonesia.
Sedangkan B adalah seorang student yang berasal dari keluarga berkecukupan. Hampir tiap tahun dia dapat kembali ke Indonesia. Begitupun dengan tahun ini. Berkali kali orangtuanya menyarankan ia agar ke Indonesia untuk mengisi libur musim panasnya. Namun Allah memberikan ujian yang lain.
Rasa rindu yang begitu besar kepada keluarga pasti dirasakan oleh B. keinginan untuk memeluk ayah bunda atau sekedar berjalan bersama saudara pasti menjadi impian hampir semua perantau di muka bumi. Tapi B harus bersabar. Karna keluarganya tak sama dengan dirinya. Ada aqidah yang harus ia pertahankan, Ada iman yang harus ia pupuk sebelum kembali keperantauan. Dan ada orangtua yang belum siap menerima kenyataan. Semua perlu proses dan itu tidaklah sebentar.
MashaaAllah ternyata harta yang ia miliki, waktu senggang yang ia punya belum cukup untuk membuat B berlibur keperantauan. inilah contoh masalah yang serupa tapi tak sama. A memiliki masalah finansial sedangkan B memiliki masalah keluarga, yang keduanya sama sama membuat mereka belum bisa untuk berlibur ke Indonesia kali ini.
Ujian apapun yang Allah berikan, baik waktu, harta, akademis, keluarga atau jutaan masalah lainnya. Yakinlah bahwa Allah swt sedang rindu dengan rintih dan doa doa kita. Rindu dengan tetesan air mata penuh harap seorang hambanya. Rindu dengan istighfar para pemikul amanah-Nya.
Kerja keras yang kita lakukan siang malam untuk menghidupi keluarga, belajar lembur dari pagi sampe sore, ataupun berbakti dengan mengikuti semua keinginan orangtua tidaklah cukup jika Allah dan Rasul-Nya tidak lebih dulu diutamakan. Akan sia-sia jika bukan karna Allah swt semua dilakukan. Istighfar dan kembali meluruskan niat pun sudah seharusnya disegerakan.
Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNYA dan dari berjihad di jalan NYA, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (Q.S. Attaubah: 24)

            Bersyukur dan bersabar. Dua kata yang ringan diucapkan namun perlu praktik yang sungguh sungguh dalam aplikasi kehidupan. Keduanya merupakan kunci utama sebuah kebahagiaan. Maka tersenyumlah dan yakin bahwa Allah jauh lebih hebat dari apapun masalah yang diberikan. karna sesungguhnya masalah itu datang dari Allah dan Dia pulalah yang akan memberi solusinya. Don’t worry be happy :’)
yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Q.S. Ar-Ra'd: 28)

tertunduk lemah meratapi diri
memikirkan Ia sang pemilik janji
bertebarlah di penjuru muka bumi
maka nikmat mana lagi yang didustai

liebe Grüße,

@rizkachab

Mittwoch, 29. Juli 2015

TUK IA YANG DICINTAI

(Gambar yang di post pada malam narasi grup whatsapp One Week One Paper)


Narasi gambar oleh: Rizka Rahmayani
Judul narasi: Tuk Ia yang Dicintai

Berjalan tertatih di tanah kering tak berpenghuni
Tertunduk lemah bersama ia yang Kau amanahi
Hati fikiran dan tindakan tak lagi seharmoni
Masihkah ia prioritas insan dimuka bumi?

Kelu kaki ingin berlari
Namun tertahan menatap langit yang menanti

Daun yang perlahan berguguran
Seakan berbisik bahwa waktu hanyalah sebentar
Tak hanya daun kering yang jatuh ke hamparan
Yang lain pun berkesempatan gugur bersama takdir yg telah ditetapkan

Teruslah berjalan walau hanya sejengkal
Diam tak membuat diri jauh lebih berakal
Waktu pun tak akan berputar kembali ke awal

Bersabarlah di jalan ini
Demi ia yang diperjuangkan di muka bumi
Yakinlah pemilik janji tak kan pernah mengingkari
Sampai ia berjaya walau mata tak mampu menatap lagi



liebe Grüße, 

@rizkachab