Tawaf yang paling berkesan adalah tawaf perjumpaan dan
Tawaf yang paling mengharukan ialah tawaf perpisahan
@rizkachab
Assalamu’alaykum semuanyaaaaah.. Apa kabar iman kita hari ini? Semoga senantiasa bertambah setiap hari, setiap jam, bahkan setiap detiknya yaa.. Dan semoga kita pun diwafatkan dalam kondisi keimanan terbaik. Aamiin yaa Rabb
Tawaf yang paling mengharukan ialah tawaf perpisahan
@rizkachab
Assalamu’alaykum semuanyaaaaah.. Apa kabar iman kita hari ini? Semoga senantiasa bertambah setiap hari, setiap jam, bahkan setiap detiknya yaa.. Dan semoga kita pun diwafatkan dalam kondisi keimanan terbaik. Aamiin yaa Rabb
“Ya Allah, akhirilah hidup kami
dengan islam, akhirilah hidup kami dengan membawa iman, akhirilah hidup kami
dengan husnul khotimah”
Di
malam minggu kali ini aku akan mencoba menulis sebuah pengalaman yang semoga
bisa bermanfaat untuk kita semua.
Berikut
ini adalah kisah tentang sebuah keyakinan. Keyakinan akan perjalanan spiritual
yang mungkin setiap orang bisa saja mengalaminya.
Berawal
dari pergantian tahun 2015 menuju 2016 lalu, dengan rasa optimis sambil
mengucap lafazh basmalah aku mencoba menuliskan 7 resolusi besar untuk tahun
2016 ini. Satu diantaranya adalah berangkat ke Baitullah untuk melaksanakan
ibadah umroh. Setelah menulis dengan seksama, tak lupa pula aku mengirimkan 7
Resolusi tersebut kepada kedua orangtua agar mereka senantiasa mendoakan dan
meridhoi segala sesuatu yang ku inginkan.
Tibalah
waktu disaat aku berbincang jarak jauh melalui video call dengan mereka. Obrolan
utama yang dibahas tak lain dan tak bukan adalah ke-7 resolusi tersebut. Dan
ternyata dari ketujuh resolusi tersebut, mama mempertanyakan niatanku untuk
umroh di tahun 2016. Sebuah pertanyaan yang biasanya sangat lazim ditanyakan
oleh banyak orang yaitu masalah biaya.
“Cha,
ini berangkat umroh memang ada duitnya nak?“, terdengar suara mamaku di sebrang
sana.
“belum
ada sii ma, doa dulu aja atulah sama Allah, kan Allah swt Maha Kaya, Maha Pemberi,
hehe,“ jawabku awal tahun lalu.
“Kalaupun
ada mending duitnya buat perpanjang visa Icha aja nak tahun depannya daripada
buat Umroh, kan kemarin udah“, mama pun memberikan saran dengan suara mantap
kepadaku.
“Oiyaa
yaa ma ada perpanjang visa hehe, tapi kan ma Umroh itu bukan soal uang ma,
kalau Allah swt yang mengundang kan inshaaAllah Allah swt yang memampukan,
bukan begitu ibundo? hehe“, aku pun dengan mantap memberikan argumentasi yang pernah
sama-sama aku dan mama yakini ketika berangkat umroh di akhir tahun 2013 lalu.
Jikalau Allah swt yang mengundang, inshaaAllah Allah swt pula yang memampukan.
InshaaAllah. Tak lama topik pun berganti. Mama kemudian membahas resolusi-resolusiku
yang lainnya.
Tumpukan waktu yang ada pada diriku
terus berjalan, sepanjang perjalanan tak lupa kuselipkan doa untuk resolusiku
tersebut. Waktu-waktu mustajab berdoa pun menjadi incaran dalam perjalanan
panjang ini. Segala sesuatu yang diniatkan, diusahakan, dan senantiasa
didoakan, selama itu mengandung kebaikan, InshaaAllah.. Allah swt akan
membantu dan memudahkan.
Berbicara tentang resolusi umroh
ini, awalnya aku berencana untuk melakukannya diakhir tahun 2016. Salah satu
pertimbangannya memang kendala realistis yaitu finansial yang belum mencukupi.
Oleh karena itu, summer holiday pun telah kurencanakan untuk kerja rodi. Namun
ternyata skenario Allah swt berkata lain.
Sekitar bulan Sya’ban 1437 H
tepatnya tanggal 16 Mei 2016 lalu, seorang teman di Berlin memberikan pesan singkat
via whatsapp kepadaku. Isinya kurang lebih beliau mengajakku untuk melaksanakan
ibadah umroh selama bulan Ramadhan. Aku pun dengan sigap langsung membalasnya
dengan ungkapan “mau ikuuuuuuuuut“.
Setelah
terkirim, ungkapan “mau ikut“ tersebut kembali kupikirkan matang-matang. Karena
pada awalnya aku berfikir untuk melaksanakan umroh di akhir tahun dengan berbagai rencana yang
telah dipersiapkan. Akan tetapi ajakan umroh di Bulan Ramadhan
tersebut benar-benar mencuri perhatianku. Aku pun tak kuasa menolaknya, karena tentu
hal ini akan menjadi pengalaman yang sangat berkesan dalam sejarah kehidupanku.
Setelah
dipertimbangkan secara seksama, aku pun mendapatkan sebuah kesimpulan. Jika aku
melaksanakan umroh di akhir tahun 2016, maka ternyata hasilnya sangatlah tidak
realistis. Karena salah satu syarat keberangkatan Umroh dari Jerman adalah
memiliki masa berlaku visa minimal 6 bulan, untuk haji minimal 1 tahun. Nah
sedangkan visaku akan berakhir di bulan April 2017. Itu berarti sangatlah tidak
mungkin jika melaksanakan umroh di bulan Desember 2016, benakku dalam hati.
Di
tengah malam yang syahdu, aku pun menuliskan harapanku pada sebuah buku. Di
dalamnya kutuliskan pula target-target Ramadhan yang ingin sekali kucapai. Salah
satu target tersebut tentunya adalah melaksanakan ibadah Umroh. Berharap Allah
swt mengabulkan doa-doaku malam itu.
Singkat
cerita, niat telah dibulatkan, doa telah dikumandangkan, usahapun telah
dilakukan. Salah satu usaha yang ku lakukan sebelumnya adalah bekerja sampingan
di salah satu tempat di kota Halle (Saale) yang menangani para pengungsi Suriah.
Alhamdulillah tabungan gaji dari sana kuberikan kepada travel yang akan
memberangkatkanku. Nominalnya sekitar 350€, itu berarti masih ada 1500€ lagi
yang belum terbayarkan.
Meski
teman yang pada awalnya mengajakku berangkat umroh tak jadi ikut, dikarenakan
paket Umroh full Ramadhan ternyata telah habis, namun semangatku tetaplah sama. Bagiku dapat melaksanakan ibadah umroh di 10 hari terakhir Bulan Ramadhan saja udah Alhamdulillah pisan. Akhirnya dengan izin kedua
orangtuaku, aku pun mendaftarkan diri untuk perjalanan Umroh Ramadhan dari
tanggal 22 Juni-9 Juli 2016. Total biaya 1850€. Uang yang telah dibayar 350€.
Sisanya??? Nanti aja deh, pikirku dalam hati. Karena uangnya benar benar belum
ada kala itu.
Sekitar
kurang dari dua minggu ternyata travel umroh tersebut mengabariku via telfon
bahwa visaku telah jadi, tiket pesawat telah dibeli, dan aku telah terdaftar
menjadi salah satu rombongan umrohnya, dan ia pun menanyakan kapan sisa uangnya
akan dibayarkan. Agak kaget sebenernya. Kok bisa secepat itu pihak travel
melakukan semuanya. Padahal ada sedikit terbersit dalam hati, jika uangnya
belum ada yaa mungkin belum rezekiku untuk berangkat.
Namun
ketidakyakinan yang ada dalam hatiku segera kusingkirkan. Sama seperti yang
kusampaikan kepada pihak travel kala itu. Aku menyampaikan kepada mereka
bahwasanya inshaaAllah aku akan berangkat, karena aku ingin sekali berangkat. Meski
uangnya belum ada, inshaaAllah aku akan berangkat. Lalu aku pun meminta doa
pihak travel tersebut agar aku bisa ikut berangkat bersama mereka tanggal 22
juni 2016 tersebut.
Semenjak
pihak travel mengabarkan tentang visa dan tiket pesawatku yang telah selesai,
tepatnya di tanggal 10 Juni 2016 tersebut, sejak saat itu pula aku sangat harap
harap cemas dalam berdoa. Antara ingin sekali berangkat, namun sisa uangnya
belum ada. Antara mau mundur, tapi semuanya udah dibayar. Karena udah dibayar,
berarti sisa uangnya harus dilunasin. Mau dilunasin, tapi uangnya belum ada.
Eaaa balik lagi ke problematika awal. lieur kan yaa.. yaa begitulah kira-kira kekalutanku di awal-awal
Ramadhan kemarin.
Pasca 10 Juni 2016 tersebut banyak
hal yang kulakukan agar bisa melaksanakan umroh di 10 hari terakhir Bulan Ramadhan. Semua hal
tersebut kukaitkan kepada Allah swt yang Maha Melihat, Maha Mendengar, Maha
Pemberi, Maha Kaya, Maha Kuasa atas segala hal, dan ke-Maha-an lainnya. Aku
yakin bahwa Allah swt maha mendengar segala doa-doaku di kala berbuka, terawih,
dan di saat-saat cemas lainnya.
“Dan apabila hamba-hamba-KU bertanya
kepadamu tentang AKU, maka jawablah, bahwasanya AKU adalah dekat. AKU mengabulkan
permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-KU, maka hendaklah
mereka itu memenuhi (segala perintah-KU dan hendaklah mereka beriman kepada-KU,
agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Fushilat: 30)
Hari demi hari berganti. Ramadhan
yang baru saja datang seakan secara perlahan cepat sekali ingin pergi. Tak
terasa sudah setengah bulan Ramadhan kulalui. Itu tandanya waktuku tinggal H-3
sebelum keberangkatan ke Tanah Suci, namun satu pun barang belum ada yang
kumasukkan ke dalam koper untuk disusun rapi. Karena kala itu aku benar-benar berada
di puncak pertanyaan, mungkinkah saya akan menunaikan ibadah umroh di Ramadhan
tahun ini? Intinya adalah galau segalau galaunya hati.
Mintalah
pertolongan Allah swt dengan sabar dan shalat (QS. Al-Baqarah:45)
Aku bingung sekali harus berbuat
apa. satu-satunya yang bisa kulakukan hanyalah bergantung kepada Allah swt. Dan
ternyata memang Allah swt memiliki cara-cara luar biasa untuk memberikan
sesuatu kepada hamba-hamba-Nya. Di H-3 sebelum keberangkatan tersebut, pihak
travel menelfonku, agar aku mempersiapkan saja keberangkatan. inshaaAllah kita
akan bertemu di Istanbul. Begitu pungkasnya. Lalu di H-3 itu pula aku
mendapatkan kabar yang begitu membahagiakan bahwa ada Hamba Allah yang melunasi
1500€ tersebut atau sekitar 22jt Rupiah. Detik itu juga aku langsung sujud
syukur. Sujud syukur untuk sekedar berbicara kepada Allah swt bahwa Allah itu
baik banget banget banget. Sesuatu yang terkesan gak mungkin ternyata begitu
mudah bagi Allah swt. Semacam mungkin gak mungkin, percaya gak percaya, tapi
beneran ada hamba Allah yang membayarkan sisa uang tersebut. and FYI beliau bukanlah pihak travel tersebut kok. bukan pisanlah pokoknya.
Singkat cerita, akhirnya aku mengetahui
dan bertemu dengan hamba Allah tersebut ketika di Tanah Suci. MashaaAllah
Alhamdulillah luar biasa memang skenario yang Allah swt berikan. Semua rezeki
datangnya dari Allah, manusia hanyalah salah satu dari perantaranya. Maka
teruslah berusaha untuk berbagi kepada sesama. :’’
"...Barangsiapa yang
bertakwa kepada Allah, maka Allah akan menunjukkan kepadanya jalan keluar baginya.
Dan diberikanNya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka, dan barangsiapa yang
bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya...."
(QS. At-Talaq: 2-3)
The
last but not least, semoga Allah swt memberikan sebaik-baiknya balasan kepada hamba Allah tersebut baik di dunia maupun di akhirat kelak. Aamiin aamiin yaa
Rabbal ’alamiin
Sedekah dibawa tanpa harta benda
Senyum sapa disebar rupa bahagia
Keyakinan
itu kunci segala
Berharap pada
Allah tak kan pernah kecewa
liebe Grüße,
@rizkachab
liebe Grüße,
@rizkachab