Samstag, 29. Oktober 2016

UMROH RAMADHAN YANG MENJADI NYATA

Tawaf yang paling berkesan adalah tawaf perjumpaan dan
Tawaf yang paling mengharukan ialah tawaf perpisahan
@rizkachab

Assalamu’alaykum semuanyaaaaah.. Apa kabar iman kita hari ini? Semoga senantiasa bertambah setiap hari, setiap jam, bahkan setiap detiknya yaa.. Dan semoga kita pun diwafatkan dalam kondisi keimanan terbaik. Aamiin yaa Rabb




“Ya Allah, akhirilah hidup kami dengan islam, akhirilah hidup kami dengan membawa iman, akhirilah hidup kami dengan husnul khotimah”



Di malam minggu kali ini aku akan mencoba menulis sebuah pengalaman yang semoga bisa bermanfaat untuk kita semua.
Berikut ini adalah kisah tentang sebuah keyakinan. Keyakinan akan perjalanan spiritual yang mungkin setiap orang bisa saja mengalaminya.
Berawal dari pergantian tahun 2015 menuju 2016 lalu, dengan rasa optimis sambil mengucap lafazh basmalah aku mencoba menuliskan 7 resolusi besar untuk tahun 2016 ini. Satu diantaranya adalah berangkat ke Baitullah untuk melaksanakan ibadah umroh. Setelah menulis dengan seksama, tak lupa pula aku mengirimkan 7 Resolusi tersebut kepada kedua orangtua agar mereka senantiasa mendoakan dan meridhoi segala sesuatu yang ku inginkan.
Tibalah waktu disaat aku berbincang jarak jauh melalui video call dengan mereka. Obrolan utama yang dibahas tak lain dan tak bukan adalah ke-7 resolusi tersebut. Dan ternyata dari ketujuh resolusi tersebut, mama mempertanyakan niatanku untuk umroh di tahun 2016. Sebuah pertanyaan yang biasanya sangat lazim ditanyakan oleh banyak orang yaitu masalah biaya.
“Cha, ini berangkat umroh memang ada duitnya nak?“, terdengar suara mamaku di sebrang sana.
“belum ada sii ma, doa dulu aja atulah sama Allah, kan Allah swt Maha Kaya, Maha Pemberi, hehe,“ jawabku awal tahun lalu.
“Kalaupun ada mending duitnya buat perpanjang visa Icha aja nak tahun depannya daripada buat Umroh, kan kemarin udah“, mama pun memberikan saran dengan suara mantap kepadaku.
“Oiyaa yaa ma ada perpanjang visa hehe, tapi kan ma Umroh itu bukan soal uang ma, kalau Allah swt yang mengundang kan inshaaAllah Allah swt yang memampukan, bukan begitu ibundo? hehe“, aku pun dengan mantap memberikan argumentasi yang pernah sama-sama aku dan mama yakini ketika berangkat umroh di akhir tahun 2013 lalu. Jikalau Allah swt yang mengundang, inshaaAllah Allah swt pula yang memampukan. InshaaAllah. Tak lama topik pun berganti. Mama kemudian membahas resolusi-resolusiku yang lainnya.
            Tumpukan waktu yang ada pada diriku terus berjalan, sepanjang perjalanan tak lupa kuselipkan doa untuk resolusiku tersebut. Waktu-waktu mustajab berdoa pun menjadi incaran dalam perjalanan panjang ini. Segala sesuatu yang diniatkan, diusahakan, dan senantiasa didoakan, selama itu mengandung kebaikan, InshaaAllah.. Allah swt akan membantu dan memudahkan.
            Berbicara tentang resolusi umroh ini, awalnya aku berencana untuk melakukannya diakhir tahun 2016. Salah satu pertimbangannya memang kendala realistis yaitu finansial yang belum mencukupi. Oleh karena itu, summer holiday pun telah kurencanakan untuk kerja rodi. Namun ternyata skenario Allah swt berkata lain.
            Sekitar bulan Sya’ban 1437 H tepatnya tanggal 16 Mei 2016 lalu, seorang teman di Berlin memberikan pesan singkat via whatsapp kepadaku. Isinya kurang lebih beliau mengajakku untuk melaksanakan ibadah umroh selama bulan Ramadhan. Aku pun dengan sigap langsung membalasnya dengan ungkapan “mau ikuuuuuuuuut“.
Setelah terkirim, ungkapan “mau ikut“ tersebut kembali kupikirkan matang-matang. Karena pada awalnya aku berfikir untuk melaksanakan umroh di akhir tahun dengan berbagai rencana yang telah dipersiapkan. Akan tetapi ajakan umroh di Bulan Ramadhan tersebut benar-benar mencuri perhatianku. Aku pun tak kuasa menolaknya, karena tentu hal ini akan menjadi pengalaman yang sangat berkesan dalam sejarah kehidupanku.
Setelah dipertimbangkan secara seksama, aku pun mendapatkan sebuah kesimpulan. Jika aku melaksanakan umroh di akhir tahun 2016, maka ternyata hasilnya sangatlah tidak realistis. Karena salah satu syarat keberangkatan Umroh dari Jerman adalah memiliki masa berlaku visa minimal 6 bulan, untuk haji minimal 1 tahun. Nah sedangkan visaku akan berakhir di bulan April 2017. Itu berarti sangatlah tidak mungkin jika melaksanakan umroh di bulan Desember 2016, benakku dalam hati.
Di tengah malam yang syahdu, aku pun menuliskan harapanku pada sebuah buku. Di dalamnya kutuliskan pula target-target Ramadhan yang ingin sekali kucapai. Salah satu target tersebut tentunya adalah melaksanakan ibadah Umroh. Berharap Allah swt mengabulkan doa-doaku malam itu.
Singkat cerita, niat telah dibulatkan, doa telah dikumandangkan, usahapun telah dilakukan. Salah satu usaha yang ku lakukan sebelumnya adalah bekerja sampingan di salah satu tempat di kota Halle (Saale) yang menangani para pengungsi Suriah. Alhamdulillah tabungan gaji dari sana kuberikan kepada travel yang akan memberangkatkanku. Nominalnya sekitar 350€, itu berarti masih ada 1500€ lagi yang belum terbayarkan.
Meski teman yang pada awalnya mengajakku berangkat umroh tak jadi ikut, dikarenakan paket Umroh full Ramadhan ternyata telah habis, namun semangatku tetaplah sama. Bagiku dapat melaksanakan ibadah umroh di 10 hari terakhir Bulan Ramadhan saja udah Alhamdulillah pisan. Akhirnya dengan izin kedua orangtuaku, aku pun mendaftarkan diri untuk perjalanan Umroh Ramadhan dari tanggal 22 Juni-9 Juli 2016. Total biaya 1850€. Uang yang telah dibayar 350€. Sisanya??? Nanti aja deh, pikirku dalam hati. Karena uangnya benar benar belum ada kala itu.
Sekitar kurang dari dua minggu ternyata travel umroh tersebut mengabariku via telfon bahwa visaku telah jadi, tiket pesawat telah dibeli, dan aku telah terdaftar menjadi salah satu rombongan umrohnya, dan ia pun menanyakan kapan sisa uangnya akan dibayarkan. Agak kaget sebenernya. Kok bisa secepat itu pihak travel melakukan semuanya. Padahal ada sedikit terbersit dalam hati, jika uangnya belum ada yaa mungkin belum rezekiku untuk berangkat.
Namun ketidakyakinan yang ada dalam hatiku segera kusingkirkan. Sama seperti yang kusampaikan kepada pihak travel kala itu. Aku menyampaikan kepada mereka bahwasanya inshaaAllah aku akan berangkat, karena aku ingin sekali berangkat. Meski uangnya belum ada, inshaaAllah aku akan berangkat. Lalu aku pun meminta doa pihak travel tersebut agar aku bisa ikut berangkat bersama mereka tanggal 22 juni 2016 tersebut.
Semenjak pihak travel mengabarkan tentang visa dan tiket pesawatku yang telah selesai, tepatnya di tanggal 10 Juni 2016 tersebut, sejak saat itu pula aku sangat harap harap cemas dalam berdoa. Antara ingin sekali berangkat, namun sisa uangnya belum ada. Antara mau mundur, tapi semuanya udah dibayar. Karena udah dibayar, berarti sisa uangnya harus dilunasin. Mau dilunasin, tapi uangnya belum ada. Eaaa balik lagi ke problematika awal. lieur kan yaa.. yaa begitulah kira-kira kekalutanku di awal-awal Ramadhan kemarin.
            Pasca 10 Juni 2016 tersebut banyak hal yang kulakukan agar bisa melaksanakan umroh di 10 hari terakhir Bulan Ramadhan. Semua hal tersebut kukaitkan kepada Allah swt yang Maha Melihat, Maha Mendengar, Maha Pemberi, Maha Kaya, Maha Kuasa atas segala hal, dan ke-Maha-an lainnya. Aku yakin bahwa Allah swt maha mendengar segala doa-doaku di kala berbuka, terawih, dan di saat-saat cemas lainnya.

“Dan apabila hamba-hamba-KU bertanya kepadamu tentang AKU, maka jawablah, bahwasanya AKU adalah dekat. AKU mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-KU, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-KU dan hendaklah mereka beriman kepada-KU, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Fushilat: 30)

            Hari demi hari berganti. Ramadhan yang baru saja datang seakan secara perlahan cepat sekali ingin pergi. Tak terasa sudah setengah bulan Ramadhan kulalui. Itu tandanya waktuku tinggal H-3 sebelum keberangkatan ke Tanah Suci, namun satu pun barang belum ada yang kumasukkan ke dalam koper untuk disusun rapi. Karena kala itu aku benar-benar berada di puncak pertanyaan, mungkinkah saya akan menunaikan ibadah umroh di Ramadhan tahun ini? Intinya adalah galau segalau galaunya hati.

Mintalah pertolongan Allah swt dengan sabar dan shalat (QS. Al-Baqarah:45)

            Aku bingung sekali harus berbuat apa. satu-satunya yang bisa kulakukan hanyalah bergantung kepada Allah swt. Dan ternyata memang Allah swt memiliki cara-cara luar biasa untuk memberikan sesuatu kepada hamba-hamba-Nya. Di H-3 sebelum keberangkatan tersebut, pihak travel menelfonku, agar aku mempersiapkan saja keberangkatan. inshaaAllah kita akan bertemu di Istanbul. Begitu pungkasnya. Lalu di H-3 itu pula aku mendapatkan kabar yang begitu membahagiakan bahwa ada Hamba Allah yang melunasi 1500€ tersebut atau sekitar 22jt Rupiah. Detik itu juga aku langsung sujud syukur. Sujud syukur untuk sekedar berbicara kepada Allah swt bahwa Allah itu baik banget banget banget. Sesuatu yang terkesan gak mungkin ternyata begitu mudah bagi Allah swt. Semacam mungkin gak mungkin, percaya gak percaya, tapi beneran ada hamba Allah yang membayarkan sisa uang tersebut. and FYI beliau bukanlah pihak travel tersebut kok. bukan pisanlah pokoknya.
            Singkat cerita, akhirnya aku mengetahui dan bertemu dengan hamba Allah tersebut ketika di Tanah Suci. MashaaAllah Alhamdulillah luar biasa memang skenario yang Allah swt berikan. Semua rezeki datangnya dari Allah, manusia hanyalah salah satu dari perantaranya. Maka teruslah berusaha untuk berbagi kepada sesama. :’’

"...Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, maka Allah akan menunjukkan kepadanya jalan keluar baginya. Dan diberikanNya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka, dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya...."
(QS. At-Talaq: 2-3)

The last but not least, semoga Allah swt memberikan sebaik-baiknya balasan kepada hamba Allah tersebut baik di dunia maupun di akhirat kelak. Aamiin aamiin yaa Rabbal ’alamiin

Sedekah dibawa tanpa harta benda
Senyum sapa disebar rupa bahagia
Keyakinan itu kunci segala
Berharap pada Allah tak kan pernah kecewa

liebe Grüße,

@rizkachab

3 Kommentare:

  1. Akhirnya kak rizka ngepost juga, alhamdullilah kak resolusinya kesampaian ya. Allah Maha Baik. Terimakasih untuk postingannya selalu menginspirasi dan membangkitkan semangat saya :)

    AntwortenLöschen
  2. Asalamualaikum Rizka
    Salam kenal ya dari Jawa Tengah
    Oh ya aku tau blog kamu dari blog Mari berhijab.
    Alhamdulilah ya..itu namanya rejeki anak sholeh Riz..

    Btw mo tanya kehidupan muslim di Jerman, orang2 sana pada diskriminasi umat muslim gak?
    Terus mereka toleran gak sama orang2 muslim yang minta waktu sholat saat jam kerja atau kuliah?

    AntwortenLöschen
  3. jadi kangen melingkar bareng kak icha lagi ♡ -Ai

    AntwortenLöschen