Freitag, 4. Januar 2013

CERITA UNTUK BLOG @mariberhijab

Assalamu'alaykum teman teman yang dirahmati oleh Allah :)

perkenalkan nama saya Rizka Rahmayani, kalian bisa panggil saya icha atau rizka. saya berumur 20 tahun. setelah menyelesaikan sekolah di SMAN 38 Jakarta, saya melanjutkan studi di studienkolleg (college) Medical-kurs Halle, Jerman . Dan Alhamdulillah saat ini saya diberi kesempatan oleh Allah untuk melanjutkan studi s1 dijurusan Ernährungswissenschaft (science of nutrition) Martin Luther Universität, Halle, Jerman. mohon doanya juga dari teman teman agar studi saya ini bisa selesai enam semester alias tepat waktu alias lancar dan dimudahkan segala urusannya sama Allah SWT *Al-fatihah* :')

saya tidak pernah menyangka mendapat tawaran menulis di blog ini. menurut saya ini adalah salah satu kesempatan dari Allah SWT agar saya berbagi dengan teman teman tentang kehidupan saya dinegara minoritas ini. semoga pengalaman saya ini bisa membawa manfaat untuk wanita muslim didunia pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya.

awal mula berjilbab

saya diperkenalkan jilbab oleh mama sudah dari kecil sejak saya mengenyam bangku TPA yaitu saat TK di Banda Aceh.Dan lingkungan saya pun sangat mendukung untuk mengenakan itu. tahun demi tahun berlalu, bosan pun menghantui saya untuk melepas jilbab ini ketika saya berumur 10 tahun dan harus pindah sekolah ke Jambi. di Jambi saya masuk ke sekolah dasar negeri yang notabene tidak mewajibkan siswinya memakai jilbab. hari pertama pun dengan entengnya saya tidak memakai jilbab dikepala. perasaan bersalah timbul sedikit dibenak saya, tapi itu tidak berlangsung lama karna saat itu saya juga melihat banyak sekali yang tidak memakai jilbab. saya pun berkesimpulan didalam hati "yes ada temennya, jadi ngapain takut".

saat saya telah mendapat sekolah baru, kelas baru dan teman baru di hari pertama, saya pun harus ke ruang guru untuk mengurus dokumen pindah sekolah bersama papa. naah disana saya bertemu dengan guru agama islam di SDN 47 namanya bu Rubiyati. beliau lalu menyapa saya dan bertanya, "kamu siswi yang pindahan dari aceh ya? " iya bu~ "kok gak pake jilbab?" *jleb*. itu pertanyaan yang seketika membuat saya sangat malu dengan diri saya sendiri. singkat cerita keesokan harinya saya memutuskan untuk tetap berjilbab di SD negeri tersebut sampai sekarang.

banyak sekali cara Allah SWT memperingati kita untuk berhijab, tapi terkadang kita tidak mau tau dengan ajakan atau petunjuk tersebut. Padahal Allah-lah yang menguasai semua urusan kita. hidup, mati dan ibadah semua dikembalikan kepada-Nya. bahkan bumi dan langit pun ada digenggamannya,  tapi kenapa untuk sebuah kewajiban kita masih mempertanyakannya???. banyak orang yang mengatakan masih menunggu hidayah untuk berhijab, padahal hidayah itu dijemput bukan ditunggu. banyak juga yang menunda untuk berhijab dengan alasan masih muda, padahal di masa muda itulah tantangan terbesar hawa nafsu manusia. ada juga yang bercita cita mengenakan hijab setelah ia menikah, padahal malaikat maut selalu mengintai ditiap harinya. sudah siapkah kita untuk itu semua?.

seiring bertambahnya umur, dan berkurangnya usia, saya pun sering berfikir hakekat hidup sebenarnya. untuk manusia atau untuk sang pencipta?. hal ini baru terlintas dipikiran saya ketika saya berada dibumi Allah yang lain, yaitu Jerman. hidup jauh dari orang tua membuat saya sadar bahwa Allah-lah satu-satunya penolong saya. Allah-lah yang mengatur skenario hidup saya. Dan Jerman telah mengajari saya banyak hal terutama tentang prinsip hidup.

Jerman yang disebut juga negara jantung eropa memiliki penduduk sekitar 82juta manusia. sekitar 66% atau 55 juta orang beragama kristen, 30% dari populasi penduduk negara jerman mengaku tidak memiliki agama dan hanya sekitar 5,2% penduduk Jerman yang beragama islam. Islam memang minoritas disini, tapi Jerman negara yang memiliki toleransi yang cukup tinggi. Mereka sangat terbuka dengan kepercayaan dan pemikiran siapapun. Karena itulah sampai detik ini Alhamdulillah saya belum mendapat kendala berarti dalam hal beribadah terutama dalam berhijab.

Ada banyak hal menarik mengenai hijab selama saya hampir 2 tahun tinggal di Jerman. Berikut tiga hal diantaranya yang akan saya share disini, yaitu:
1. saat saya menyentuh kampus pertama kali, banyak sekali wajah asing dihadapan saya, semua serba pirang, serba tinggi, serba mancung, dan serba serbi lainnya. Ada juga beberapa berwajah oriental, asia, dan afrika. Naaah ketika saya sedang berjalan dikoridor kampus, ada yang menyapa saya dengan ucapan "Assalamu'alaykum", karna kaget saya reflek langsung menjawab "wa'alaykumsalam warahmatullahi wabarakatuh" sambil melihat ke arah pemuda yang terlihat terburu-buru itu.

jujur saya belum kenal dengan pemuda jerman itu sebelumnya. saya rasa dia juga begitu, tapi dia telah menyapa saya dengan sebuah salam. Hal seperti ini beberapa kali terjadi pada saya. saya diberi salam oleh orang orang yang belum dikenal. walaupun mereka berbeda negara dengan saya tapi ternyata kami bersaudara. oooh betapa indahnya islam. tentu hal ini tidak akan terjadi jika saya tidak memakai jilbab, karna dia pasti tidak mengetahui jika saya seorang muslim. ternyata kisah saya ini sangat selaras dengan firman Allah di Q.S. Al-ahzab:59

"Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al Ahzab : 59)" 

2.  kisah menarik yang kedua terjadi ketika saya sedang bekerja di Berlin saat mengisi liburan. naaah waktu itu jerman sedang musim panas, jadi matahari terik sekali. Alhamdulillah saya bekerja di dalam ruangan. Saat saya bekerja disana, saya duduk disebuah meja, dan di meja tersebut ada 3 pria yang bekerja bersama saya. Dua diantara mereka orang afrika (A & B) dan satu lagi pria berkewarganegaraan Jerman (C).
 Karena tidak memiliki bahan obrolan, saya asik dengan kerjaan saya, jadi saya terlihat diam saja. Sampai akhirnya salah satu diantara mereka menanyakan asal negara saya. Lalu saya jawab dari Indonesia. Waaaah reaksi mereka langsung heboh. Mereka bagai mendapat topik hangat saat tau saya dari indonesia. Mereka bertiga saling berdiskusi tentang penolakan lady gaga diindonesia saat itu. Saya pun kaget, tidak menyangka ternyata mereka begitu up date tentang hal ini. Setelah bosan dengan topik ini, orang afrika tersebut bertanya kepada saya dan berusaha mengganti topik.
A: you are moslem right? *nada kepo*
S: of course, you can see it from my hijab *sambil nunjuk kerudungan* :)
B: heey it's summer not winter. It's so hot now, why are you wearing that? *nebeng topik*
S: it's my duty and it's just for my God
B: sorry,i don't believe in God and i think it's no sense
S: hmmmmm *mikir* okay i have a simple analogy for you. i have 2 candies, this one with wrap and this one without wrap. Which one do you prefer?
A: i want this one *nunjuk permen yang dibungkus*
S: why? *nada memancing*
A: i want the new one 
S: i hope you got the point guys *nyengir lebar*. Woman in islam is very special, so islam protect us with this rule
C: i have a friend from maroko, she is moslem too. But why she doesn't wear hijab like you?
A: i don't know why, but it's all about right and wrong. there is no compulsion in Islam. Because life is a choice

Setelah pembicaraan ini, saya pun pamit ke toilet, agar topik disudahi. Dari pengalaman ini saya menarik kesimpulan, bahwa dimanapun kita berada, selama kita mengenakan hijab, itu adalah langkah dakwah kita. Selama kita mengenakan hijab insyaAllah selama itu pula pahala mengalir kepada kita dan orangtua kita baik masih hidup ataupun telah tiada. Karena ini bagian dari menjalankan perintah Tuhan kita. Allah SWT.
3. kisah menarik yang ketiga berasal dari lingkungan saya saat ini. ketika hidup di Jerman saya bagai melihat dua warna yang jelas. ada hitam dan ada putih. dan saya lebih mudah untuk menilai dan mengikuti ajaran islam secara utuh. berbeda hal-nya ketika di Indonesia. saya bagai melihat warna Abu-abu. ketika ada orang yang berbuat kebenaran menurut islam, tapi malah dianggap aneh atau terkadang dicemooh oleh orang islam itu sendiri. ketika ada orang yang berbuat kesalahan menurut islam, tapi malah dianggap enteng dan didiamkan saja oleh orang islam itu sendiri. aneh. sungguh aneh. tapi inilah yang saya lihat.

Alhamdulillah dari awal tiba disini, saya telah diperkenalkan sebuah mesjid Indonesia di kota Berlin, masjid Al-falah namanya. saya banyak belajar disana. dan saya mulai belajar mengaplikasikan apa yang saya pelajari. saya mulai mengenakan kaos kaki, saya mulai mengulurkan jilbab saya, saya mulai untuk memakai rok, dan lain sebagainya. hal seperti ini tentu tidak saya dapatkan di universitas.

hampir dua tahun sudah saya diJerman. saya sangat berharap tidak hanya ilmu dunia yang saya dapatkan, tetapi juga ilmu akhirat atau ilmu agama. karena dengan ilmu akhirat inilah bekal kita untuk ke kampung halaman yang abadi. hidup di dunia paling tidak sampai 100 tahun, tapi kehidupan akhirat melebihi ribuan tahun lamanya, karna disanalah rumah kita yang sesungguhnya. semoga kita dikumpulkan di surganya Allah SWT. aamiin ya Rabbal 'alamiin :')

ada durian tercium bau
durian dibeli di plaza semanggi
maut datang tak ada yang tau
mari berhijab dan tunggu apalagi

GUTEN ABEND JERMAN AND GUTE NACHT INDONESIA

liebe Grüße,

@rizkachab

8 Kommentare: