Freitag, 6. Februar 2015

PENENANG UJIAN


Setiap orang punya cerita. Tertawa, bahagia, kecewa bahkan derita. Semua tergantung sudut pandang bila seseorang mengalami suatu peristiwa. Jutaan emosi ada dalam diri setiap jiwa. Lepaskanlah emosi itu sewajarnya. Bingkailah emosi itu dalam balutan zikir kepada Sang pemilik semesta. Bukankah semua itu datang dari-Nya?
Akhir-akhir ini sekitar ratusan atau mungkin ribuan student Indonesia di seluruh Jerman tengah „asik“ mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian-ujian mereka. Ada yang bersiap untuk menghadapi ujian masuk Studienkolleg, ada yang bersiap menghadapi ujian tertulis dengan berbagai level ketegangan baik itu 1.Versuch, 2. Versuch ataupun 3. Versuch (re: the last chance). Ada juga teman-teman yang sedang mempersiapkan ujian lisan mereka (mündliche Prüfung). Setiap persiapan itu tentu dilengkapi berbagai macam emosi didalamnya. Apakah kita menjadi yang dikendalikan atau yang mengendalikan emosi batin tersebut.
Kekhawatiran memang seringkali menimpa sebelum maupun sesudah ujian. Tiap orang pun memiliki tingkat kekhawatiran yang berbeda-beda. Cara mengatasinya pun tak sama. Solat, doa orangtua dan usaha cerdas pun bisa menjadi salah satu cara efektif diantara sekian banyak cara yang ada.

1.    SOLAT

“Mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat” (QS. Al Baqarah: 45)


kita hanyalah hamba. Kita juga manusia biasa. Perkara ghaib pun kita tak tau apa-apa. Lantas kenapa diri ini sombong saat segala sesuatu menjumpai kita. Selain solat wajib, Istikharah dan solat hajat mungkin bisa menjadi salah satu alternatif untuk bermunajat kepada sang Pencipta.
Pertama kali saya melaksanakan solat Istikharah dalam hidup adalah ketika saya harus menentukan Studienkolleg mana yang harus saya pilih untuk ujung tombak perjuangan di Jerman. saya menyadari bahwa ini bukan pilihan yang mudah. Setiap pilihan penuh risiko dan tantangan. Melibatkan Allah dalam keputusan pun menjadi suatu kebutuhan.
Karena efek solat sekaligus doa istikharah ternyata begitu luar biasa bagi saya. Akhirnya saya pun merasakan betapa nikmat hasil yang didapat. Semua tidak instan. Keberkahan dan manisnya iman pun menjadi pengukir senyuman.
Ujian semester ini pun saya baru terfikir untuk memulai kembali beristikharah dalam setiap modul ujian yang akan saya ambil. Boleh jadi modul ujian itu menghasilkan kebaikan untuk saya dan boleh jadi sebaliknya. Mungkin aneh setiap modul diistikharahkan. Tapi inilah cara sederhana yang bekerja luar biasa.
Tak hanya istikharah, solat hajat pun bisa menjadi salah satu penentram dikala kegelisahan itu datang. „hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang“. Itulah salah satu obat penenang yang bisa dilakukan saat ujian akan menghadang.
berwudhulah, solat hajat 2 rakaat, beristighfar, lalu berdoalah kepada Allah, mintalah bantuan kepada-Nya. Bukankah ujian itu datang dariNya? Profesor ataupun dosen yang hadir dikelas tak lain hanyalah perantara yang dikirimkan Allah dihadapan kita. Lalu kenapa kita harus takut kepada mereka?

2. DOA ORANGTUA

“ridha Allah ada pada keridhaan orang tua dan kemurkaan Allah ada pada kemurkaan orang tua” (HR. Tirmidzi)

Ribuan kilo jarak yang memisahkan. Bukanlah alasan komunikasi dilupakan. Segala sesuatu yang kita dapatkan. Boleh jadi karena sujud mereka di penghujung malam. Walaupun berbulan-bulan ataupun bertahun-tahun tak berjumpa, tetaplah jadikan komunikasi pada mereka hal yang utama. Chat, telfon, skype, lakukanlah apa yang kita bisa. Doa orangtua hal yang dinanti, dan restu mereka kan membantu kita menggapai mimpi. semoga di surga-Nya kelak bertemu kembali.

3.    USAHA CERDAS

  “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” (Ar-Ra'd: 11)

         Perjalanan ini masi panjang. Menjadi hal yang sia-sia apabila bukan karna Allah swt semua jerih payah ini dikerjakan. Berusahalah, maka Allah maha melihat usaha itu. percayalah, bahwa tidak ada hasil yang mengkhianati kerja keras. Belajar adalah proses. Dan Allah pun menyukai proses itu. lulus ataupun tidak keduanya hadiah dari Allah untuk hamba-Nya yang mau belajar. Dari sanalah inshaaAllah akan dijumpai keberkahan. Ia tak terlihat namun bisa dirasakan.

“Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin itu. Semua urusannya baik baginya. Hal itu hanya dimiliki orang yang beriman. Jika dia memperoleh nikmat, dia bersyukur dan itu baik baginya. Jika ditimpa kesulitan, dia bersabar dan itu baik baginya.”(HR. Muslim)


Setiap orang pernah mengalami ujian hidup. Bahkan bayi yang akan lahir pun mengalami ujian yang luar biasa untuk berjuang keluar dari perut ibunya. Apalagi dengan kita. Para perantau, pelajar sekaligus pengemban amanah yang telah bertahun tahun di dunia. Kelulusan dari studienkolleg dan kelulusan dari berbagai universitas di Jerman ini merupakan suatu hal yang dinantikan. Semoga Allah swt mudahkan kita dalam menyelesaikan sesuatu yang telah dimulai ini. Pada akhirnya Dia-lah yang mengetahui segala sesuatu yang terbaik.

Ujian memang hadir dalam kehidupan. Masalah pun akan muncul pada mereka yang memiliki harapan dan impian. Maka berjuanglah dalam proses penyelesaian. Allah melihatnya. Allah mencatatnya, dan Allah tak akan mengingkari janjinya. Meyakini bahwa kita jauh lebih besar dari masalah yang Allah beri adalah langkah awal dalam mengatur emosi. Dari sanalah keoptimisan itu muncul kembali. kekhawatiran pun akan terkikis dari hati. 

bersama keluarga pergi rekreasi
ide bersambut ke rumah panti
Pengalaman sekitar jadikan motivasi
Tuk berbagi dan pengingat hari nanti


Guten Morgen Indonesien und gute Nacht Deutschland
01:57 CET, -4 grad celsius

liebe Grüße aus Halle,

@rizkachab
all picts are mine. from gallery and instagram :)



Keine Kommentare:

Kommentar veröffentlichen