Setiap orang punya cerita. Tertawa,
bahagia, kecewa bahkan derita. Semua tergantung sudut pandang bila seseorang
mengalami suatu peristiwa. Jutaan emosi ada dalam diri setiap jiwa. Lepaskanlah
emosi itu sewajarnya. Bingkailah emosi itu dalam balutan zikir kepada Sang
pemilik semesta. Bukankah semua itu datang dari-Nya?
Akhir-akhir ini sekitar ratusan atau
mungkin ribuan student Indonesia di seluruh Jerman tengah „asik“ mempersiapkan
diri untuk menghadapi ujian-ujian mereka. Ada yang bersiap untuk menghadapi
ujian masuk Studienkolleg, ada yang bersiap menghadapi ujian tertulis dengan
berbagai level ketegangan baik itu 1.Versuch, 2. Versuch ataupun 3. Versuch
(re: the last chance). Ada juga teman-teman yang sedang mempersiapkan ujian
lisan mereka (mündliche Prüfung). Setiap persiapan itu tentu dilengkapi
berbagai macam emosi didalamnya. Apakah kita menjadi yang dikendalikan atau
yang mengendalikan emosi batin tersebut.
Kekhawatiran memang seringkali menimpa
sebelum maupun sesudah ujian. Tiap orang pun memiliki tingkat kekhawatiran yang
berbeda-beda. Cara mengatasinya pun tak sama. Solat, doa orangtua dan usaha
cerdas pun bisa menjadi salah satu cara efektif diantara sekian banyak cara
yang ada.
1.
SOLAT
“Mintalah
pertolongan dengan sabar dan shalat” (QS. Al Baqarah: 45)
kita hanyalah hamba. Kita juga manusia
biasa. Perkara ghaib pun kita tak tau apa-apa. Lantas kenapa diri ini sombong
saat segala sesuatu menjumpai kita. Selain solat wajib, Istikharah dan solat
hajat mungkin bisa menjadi salah satu alternatif untuk bermunajat kepada sang
Pencipta.
Pertama kali saya melaksanakan solat
Istikharah dalam hidup adalah ketika saya harus menentukan Studienkolleg mana
yang harus saya pilih untuk ujung tombak perjuangan di Jerman. saya menyadari
bahwa ini bukan pilihan yang mudah. Setiap pilihan penuh risiko dan tantangan.
Melibatkan Allah dalam keputusan pun menjadi suatu kebutuhan.
Karena efek solat sekaligus doa istikharah
ternyata begitu luar biasa bagi saya. Akhirnya saya pun merasakan betapa nikmat
hasil yang didapat. Semua tidak instan. Keberkahan dan manisnya iman pun
menjadi pengukir senyuman.
Ujian semester ini pun saya baru terfikir
untuk memulai kembali beristikharah dalam setiap modul ujian yang akan saya
ambil. Boleh jadi modul ujian itu menghasilkan kebaikan untuk saya dan boleh
jadi sebaliknya. Mungkin aneh setiap modul diistikharahkan. Tapi inilah cara
sederhana yang bekerja luar biasa.
Tak hanya istikharah, solat hajat pun bisa
menjadi salah satu penentram dikala kegelisahan itu datang. „hanya dengan mengingat Allah hati menjadi
tenang“. Itulah salah satu obat penenang yang bisa dilakukan saat ujian
akan menghadang.
berwudhulah, solat hajat 2 rakaat,
beristighfar, lalu berdoalah kepada Allah, mintalah bantuan kepada-Nya.
Bukankah ujian itu datang dariNya? Profesor ataupun dosen yang hadir dikelas
tak lain hanyalah perantara yang dikirimkan Allah dihadapan kita. Lalu kenapa
kita harus takut kepada mereka?
2. DOA ORANGTUA
“ridha
Allah ada pada keridhaan orang tua dan kemurkaan Allah ada pada
kemurkaan orang tua” (HR. Tirmidzi)
Ribuan kilo jarak yang memisahkan. Bukanlah
alasan komunikasi dilupakan. Segala sesuatu yang kita dapatkan. Boleh jadi
karena sujud mereka di penghujung malam. Walaupun berbulan-bulan ataupun
bertahun-tahun tak berjumpa, tetaplah jadikan komunikasi pada mereka hal yang
utama. Chat, telfon, skype, lakukanlah apa yang kita bisa. Doa orangtua hal
yang dinanti, dan restu mereka kan membantu kita menggapai mimpi. semoga di surga-Nya kelak bertemu kembali.
3.
USAHA CERDAS
Perjalanan ini masi panjang.
Menjadi hal yang sia-sia apabila bukan karna Allah swt semua jerih payah ini
dikerjakan. Berusahalah, maka Allah maha melihat usaha itu. percayalah, bahwa
tidak ada hasil yang mengkhianati kerja keras. Belajar adalah proses. Dan Allah
pun menyukai proses itu. lulus ataupun tidak keduanya hadiah dari Allah untuk
hamba-Nya yang mau belajar. Dari sanalah inshaaAllah akan dijumpai keberkahan.
Ia tak terlihat namun bisa dirasakan.
“Sungguh
menakjubkan urusan orang mukmin itu. Semua urusannya baik baginya. Hal itu
hanya dimiliki orang yang beriman. Jika dia memperoleh nikmat, dia bersyukur
dan itu baik baginya. Jika ditimpa kesulitan, dia bersabar dan itu baik
baginya.”(HR. Muslim)
Setiap orang pernah mengalami ujian hidup.
Bahkan bayi yang akan lahir pun mengalami ujian yang luar biasa untuk berjuang
keluar dari perut ibunya. Apalagi dengan kita. Para perantau, pelajar sekaligus
pengemban amanah yang telah bertahun tahun di dunia. Kelulusan dari
studienkolleg dan kelulusan dari berbagai universitas di Jerman ini merupakan
suatu hal yang dinantikan. Semoga Allah swt mudahkan kita dalam menyelesaikan
sesuatu yang telah dimulai ini. Pada akhirnya Dia-lah yang mengetahui segala
sesuatu yang terbaik.
Ujian memang hadir dalam kehidupan. Masalah
pun akan muncul pada mereka yang memiliki harapan dan impian. Maka berjuanglah
dalam proses penyelesaian. Allah melihatnya. Allah mencatatnya, dan Allah tak akan mengingkari
janjinya. Meyakini bahwa kita jauh lebih besar dari masalah yang Allah beri adalah langkah awal dalam mengatur emosi. Dari sanalah keoptimisan itu muncul kembali. kekhawatiran pun akan terkikis dari hati.
bersama keluarga pergi rekreasi
ide bersambut ke rumah panti
Pengalaman sekitar jadikan motivasi
Tuk berbagi dan pengingat hari nanti
Guten Morgen Indonesien und gute Nacht
Deutschland
01:57 CET, -4 grad celsius
liebe Grüße aus Halle,
@rizkachab
all picts are mine. from gallery and instagram :)
Keine Kommentare:
Kommentar veröffentlichen