Suatu ketika Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam melewati sebuah pasar melalui sebagian jalan dari arah
pemukiman, bersama dengan para sahabat yang menyertai beliau. Lalu beliau
melewati bangkai seekor kambing yang telinganya cacat (berukuran kecil). Beliau
pun mengambil kambing itu seraya memegang telinganya. Kemudian beliau berkata,
“Siapakah di antara kalian yang mau membelinya dengan harga satu dirham?”
Mereka menjawab, “Kami sama sekali tidak berminat untuk memilikinya. Apa yang
bisa kami perbuat dengannya?” Beliau kembali bertanya, “Atau mungkin kalian
suka kalau ini gratis untuk kalian?” Mereka menjawab, “Demi Allah, seandainya
hidup pun maka binatang ini sudah cacat, karena telinganya kecil. Apalagi
kambing itu sudah mati?” Beliau pun bersabda, “Demi Allah, sesungguhnya dunia
lebih hina di sisi Allah dari pada bangkai ini di mata kalian.” (HR. Muslim).
Subhanallah begitu banyak hadist
Rasulullah dan penggalan surat cinta dari Allah swt yang seringkali
mengingatkan bahwa dunia ini bukanlah segalanya. Harta yang kita perjuangkan
siang dan malam. Nilai kuliah setinggi mungkin yang kita inginkan. Atau mungkin
cinta yang bertahun-tahun dinantikan. Semua usaha akan sangat disayangkan
apabila Allah swt tidak dilibatkan. Perintah Allah diabaikan. Larangan Allah
justru dijadikan jembatan kemaksiatan. Astaghfirullah...
Kemarin ada seorang teman yang
menelfon saya menceritakan semua keluh kesah duniawinya. Sebut saja mawar. Salah satu
masalah mawar adalah keinginananya untuk berhijab yang sudah lama sekali ingin disegerakan.
Namun mawar harus gigih hidup di Jerman ini. Ia harus belajar sekaligus bekerja
paruh waktu untuk membiayai hidupnya. Berbagai pekerjaan halal telah ia
usahakan. Sampai akhirnya mawar diterima bekerja di salah satu Restoran kota
tempat ia tinggal. Singkat cerita mawar mengutarakan keinginannya berhijab pada
bos restoran tersebut. Hasilnya nihil. Bos tersebut melarangnya.
„cha aku harus gimana yaa? Kalau aku
berhijab aku hilang pekerjaan cha. Kontrak kerjanya juga udah ditanda tangani
sampai bulan oktober. Aku harus tetep kuliah cha, aku juga harus kerja.. gimana
yaa cha?“ suara kecemasan hadir diujung telfon. „apa aku bismillah aja yaa
berhijab cha, nanti waktu jam kerja aku buka dulu hijabnya. Baju kerjaku juga
sopan cha.. tapi gimana yaa???“
Ketika mawar bercerita aku dengan
seksama mendengarkannya. Dan dari sana aku menarik kesimpulan bahwa
sesungguhnya mawar sudah tau apa yang sebaiknya ia lakukan. Mawar hanya
membutuhkan a little push untuk menyegerakan niat baiknya.
Dari Wabishah bin ma’bad radhiyallahu
‘anhu beliau berkata: Aku datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, kemudian beliau berkata: “Kamu datang untuk bertanya tentang kebaikan?”
Aku menjawab: benar. Kemudian beliau bersabda(artinya): “Mintalah fatwa kepada
hatimu. Kebaikan adalah apa saja yang menenangkan hati dan jiwamu. Sedangkan
dosa adalah apa yang menyebabkan hati bimbang dan cemas meski banyak orang
mengatakan bahwa hal tersebut merupakan kebaikan.” (HR. Ahmad (4/227-228),
Ath-Thabrani dalam Al-Kabir (22/147), dan Al Baihaqi dalam Dalaailun-nubuwwah
(6/292))
“Kebaikan adalah akhlak yang baik,
sedangkan dosa adalah apa saja yang meragukan jiwamu dan kamu tidak suka
memperlihatkannya pada orang lain.” (HR. Muslim).
Rezeki Allahlah yang mengatur. Setiap
binatang melata yang hidup dimuka bumi ini telah Allah atur rizkinya. Termasuk
setiap bayi yang lahir dimuka bumi. Allah lah penjamin rizkinya. Berhijab
adalah kewajiban. Firman Allah swt di Al-ahzab:59 dan An-nur: 31 sebagai landasan. Maka menyegerakan kewajiban adalah hal yang seharusnya diutamakan.
Semoga Allah memudahkan setiap niat baik untuk segera dilaksanakan.
Hidayah ataupun petunjuk yang Allah
berikan, sebaiknya segera kita jalankan. Ketika kita selalu berkata menunggu
hidayah, maka waspadalah apabila setan dengan segala tipu dayanya membuat niat
baik menjadi tertunda dan berubah. Karena setan benar benar musuh yang nyata
bagi setiap umat manusia.
“Dan orang-orang yang selalu mengikuti
petunjuk agama Allah Ta’ala, maka Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan
kepada mereka balasan ketaqwaannya” (QS Muhammad: 17).
itulah penggalan surat cinta dari Allah. Janji Allah swt
itu pasti. Kekhawatiran dan kecemasan duniawi yang harus segera dihindari,
karna ia belum tentu terjadi.
Teruntuk mawar yang saya cintai
karna Allah swt. tulisan ini terinspirasi olehmu. Semoga dengan tulisan ini
menguatkan dirimu dan kita semua untuk menyegerakan niat baik karna Allah.
Apapun masalah yang kita hadapi, Allah lebih besar dari itu semua. Tidak ada
duka yang abadi di dunia. Tidak ada pula hal yang perlu kita sombongkan ketika
raga masih bernyawa. Bukankah dunia ini lebih hina dari seonggok bangkai yang
tak berdaya?.
Semoga
Allah senantiasa memberikan dirimu dan kita semua petunjuk, ketakwaan,
penjagaan diri dari segala keburukan dan kekayaan hati untuk selalu merasa
cukup dengan pemberian-Nya.. aamiin yaaa Rabbal ‘alamiin
Saling
berbagi jadikan tradisi
Itulah
bukti saling mencintai
dua
puluh empat jam tak dapat disisi
Semoga
doa nasihat dapat mewakili
Ich
hab dich lieb wegen Allah Mawar <3
Leibe
Grüße,
@rizkachab
Halle (Saale), 2. Mai 2015
Keine Kommentare:
Kommentar veröffentlichen