Samstag, 11. Mai 2013

HIJABKU DI JERMAN


Tulisan dibawah ini merupakan tulisan yang saya kirim saat acara UI IBF kemarin... buat yang belum baca semoga tulisan ini bermanfaat yaa, buat yang udah baca semoga gak pernah bosen untuk saling mengingatkan :'' sok mangga dibaca --->>>

22 April 2013
Assalamu'alaykum saudariku yang dirahmati oleh Allah :)
saudariku, beberapa hari yang lalu saya menelfon sahabat di Indonesia. Kami membicarakan banyak hal sampai akhirnya teman saya menawarkan untuk mengikuti sayembara menulis pengalaman dakwah ini. Dahulu saya berfikir bahwa dakwah adalah hal yang sulit untuk dilakukan, hanya para ustadz sajalah yang berkewajiban untuk itu. Dakwah adalah sebuah kata yang sangat berat untuk dikatakan namun ternyata begitu indah ketika kita melakukan. Itulah yang baru saya rasakan dua tahun terakhir ini. Ya dua tahun hidup di jerman telah mengantarkan saya mengenal dan ikut dalam proyek Allah SWT ini. Proyek yang saya sangat bersyukur berada didalamnya. Perjalanan saya belum ada apa-apanya dibandingkan mereka yang lebih dulu terjun dalam proyek ini. Perjuangan, pengorbanan, pengabdian, semua telah mereka keluarkan secara suka rela untuk Allah SWT. Dan di Jerman inilah garis start saya untuk berusaha melanjutkan jejak jejak meraka.
banyak hal yang dapat menjadi pengalaman berkesan saat kita berdakwah. Berhijab adalah salah satunya. Berhijab merupakan dakwah yang sangat sederhana yang dapat dilakukan oleh seluruh muslimah di dunia.

           saudariku,, banyak sekali cara Allah SWT memperingati kita untuk berhijab, tapi terkadang kita tidak mau tau dengan ajakan atau petunjuk tersebut. Padahal Allah SWT sangat sayang kepada kita. Allah-lah yang menguasai semua urusan kita. hidup, mati dan ibadah semua dikembalikan kepada-Nya. bahkan bumi dan langit pun ada digenggamannya,  tapi kenapa untuk sebuah kewajiban kita masih mempertanyakannya???. banyak orang yang mengatakan masih menunggu hidayah untuk berhijab, padahal hidayah itu dijemput bukan ditunggu. banyak juga yang menunda untuk berhijab dengan alasan masih muda, padahal di masa muda itulah tantangan terbesar hawa nafsu manusia. ada juga yang bercita cita mengenakan hijab setelah ia menikah, padahal malaikat maut selalu mengintai ditiap harinya. sudah siapkah kita untuk itu semua?.
seiring bertambahnya umur, dan berkurangnya usia, saya pun sering berfikir hakekat hidup sebenarnya. untuk manusia atau untuk sang pencipta?. hal ini baru terlintas dipikiran saya ketika berada dibumi Allah yang lain, yaitu Jerman. hidup jauh dari orang tua membuat saya sadar bahwa Allah-lah satu-satunya penolong saya. Allah-lah yang mengatur skenario hidup saya. Dan Jerman telah mengajari saya banyak hal terutama tentang prinsip hidup.

           Jerman yang disebut juga negara jantung eropa memiliki penduduk sekitar 82juta manusia. sekitar 66% atau 55 juta orang beragama kristen, 30% dari populasi penduduk negara jerman mengaku tidak memiliki agama dan hanya sekitar 5,2% penduduk Jerman yang beragama islam. Islam memang minoritas disini, tapi Jerman negara yang memiliki toleransi yang cukup tinggi. Mereka sangat terbuka dengan kepercayaan dan pemikiran siapapun. Karena itulah sampai detik ini Alhamdulillah saya belum mendapat kendala berarti dalam hal beribadah terutama dalam berhijab.
Saudariku,, Ada banyak hal berkesan mengenai hijab selama saya 2 tahun tinggal di Jerman. Berikut tiga hal diantaranya yang akan saya ceritakan disini.
Yang pertama saat saya menyentuh kampus pertama kali, banyak sekali wajah asing dihadapan saya, semua serba pirang, serba tinggi, serba mancung. Ada juga beberapa berwajah oriental, asia, dan afrika. Naaah ketika saya sedang berjalan dikoridor kampus, ada yang menyapa saya dengan ucapan "Assalamu'alaykum", karna kaget saya reflek langsung menjawab "wa'alaykumsalam warahmatullahi wabarakatuh" sambil melihat ke arah pemuda yang terlihat terburu-buru itu.
Jujur saya belum kenal dengan pemuda jerman itu sebelumnya. saya rasa dia juga begitu, tapi dia telah menyapa saya dengan sebuah salam. Hal seperti ini beberapa kali terjadi pada saya. saya diberi salam oleh orang orang yang belum dikenal. walaupun mereka berbeda negara dengan saya tapi ternyata kami bersaudara. oooh betapa indahnya islam. tentu hal ini tidak akan terjadi jika saya tidak memakai hijab, karna dia pasti tidak mengetahui jika saya seorang muslim. ternyata kisah ini sangat selaras dengan firman Allah di Q.S. Al-ahzab:59

"Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al Ahzab : 59)" 

Yang kedua terjadi ketika saya sedang bekerja di Berlin saat mengisi liburan. naaah waktu pertengahan tahun 2012 jerman sedang musim panas, jadi matahari terik sekali. Alhamdulillah saya bekerja di dalam ruangan. Saat saya bekerja disana, saya duduk disebuah meja, dan di meja tersebut ada 3 pria yang bekerja bersama saya. Dua diantara mereka orang afrika (A & B) dan satu lagi pria berkewarganegaraan Jerman (C). Karena tidak memiliki bahan obrolan, saya asik dengan kerjaan saya, jadi saya terlihat diam saja. Sampai akhirnya salah satu diantara mereka bertanya kepada saya
A: you are moslem right?
S: of course, you can see it from my hijab
B: heey it's summer not winter. It's so hot now, why are you wearing that?
S: it's my duty and it's just for my God
B: sorry,i don't believe in God and i think it's no sense
S: hmmmmm okay i have a simple analogy for you. i have 2 candies, this one with wrap and this one without wrap. Which one do you prefer?
A: of course i want with wrap
S: why?
A: i want the new one 
S: i hope you got the point guys. Woman in islam is very special, so islam protect us with this rule
C: i have a friend from maroko, she is moslem too. But why she doesn't wear hijab like you?
A: i don't know why, but it's all about right and wrong. there is no compulsion in Islam. Because life is a choice
Setelah pembicaraan ini, saya pun pamit ke toilet, topik ini pun selesai. Dari pengalaman ini saya menarik kesimpulan, bahwa dimanapun kita berada, selama kita mengenakan hijab, itu adalah langkah dakwah kita. Selama kita mengenakan hijab insyaAllah selama itu pula pahala mengalir kepada kita dan orangtua kita baik masih hidup ataupun telah tiada. Karena ini bagian dari menjalankan perintah Tuhan kita. Allah SWT.
kisah berkesan yang ketiga berasal dari lingkungan saya saat ini. ketika hidup di Jerman saya bagai melihat dua warna yang jelas. ada hitam dan ada putih. dan saya lebih mudah untuk menilai dan mengikuti ajaran islam secara utuh. berbeda hal-nya ketika di Indonesia. saya bagai melihat warna Abu-abu. ketika ada orang yang berbuat kebenaran menurut islam, tapi malah dianggap aneh atau terkadang dicemooh oleh orang islam itu sendiri. ketika ada orang yang berbuat kesalahan menurut islam, tapi malah dianggap enteng dan didiamkan saja oleh orang islam itu sendiri. Aneh. sungguh aneh. tapi inilah yang dulu sering saya lihat.
Alhamdulillah dari awal tiba disini, saya telah diperkenalkan sebuah mesjid Indonesia di kota Berlin, masjid Al-falah namanya. Disanalah saya mengenal proyek Allah SWT tersebut, dakwah. Saya banyak belajar disana. Saat ini pun saya mulai dan masih belajar mengaplikasikan apa yang saya pelajari. beberapa diantaranya saya mulai mengenakan kaos kaki, mengulurkan jilbab, mulai untuk memakai rok, dan lain sebagainya. Hal-hal seperti ini dahulu tidak pernah saya laksanakan. Jangankan untuk dilaksanakan, peduli pun tidak. Astaghfirullah..
Saudariku,, Jangan pernah malu dengan identitas kita sebagai muslim. Banggalah dengan ajaran islam. Banggalah dengan hijab. Do and show them that It’s not strict, it’s not fanatic but it’s a prinsip. hidup tanpa prinsip layaknya ikan yang sudah tak bernyawa, layaknya ikan yang sesungguhnya mampu berenang tapi ia hanyut terbawa arus gelombang.
Saudariku,, saya ingin sekali mengajak keluarga saya, teman-teman saya, dan seluruh wanita muslim di dunia, agar mereka memakai hijab, karena inilah perintah Allah di An-nur: 31 dan Al-ahzab: 59. Allah-lah yang memberi kita nafas setiap hari, memberi kita rezeki sampai bisa kuliah, memberi kita makan, ilmu, ujian, nilai bahkan yang memberi kita cobaan selama ini. Semuanya Allah SWT yang mengatur. di atas langit masih ada langit dan sekecil kecilnya kutu mereka juga memiliki kutu. mustahil semua ini berlangsung sistematis tanpa ada Tuhan yang mengatur. Dialah Allah SWT. Masihkah kita acuh dengan perintahnya?.
''Apakah mereka tidak memerhatikan Alquran, ataukah hati mereka telah terkunci? Sesungguhnya orang-orang yang berbalik (kepada kekafiran) setelah petunjuk itu, jelas bagi mereka, setanlah yang merayu mereka dan memanjangkan angan-angan mereka.'' (QS Muhammad: ayat 24-25).

Saudariku,, tidak ada kata terlambat bagi Allah SWT selama kita masi bernafas. Jangan jadikan kain kafan sebagai hijab pertama kita, let's start our movement.
Saudariku,, dua tahun sudah saya diJerman. saya juga sangat berharap tidak hanya ilmu dunia yang saya dapatkan disini, tetapi juga ilmu akhirat atau ilmu agama. karena dengan ilmu akhirat inilah bekal kita untuk ke kampung halaman yang abadi. hidup di dunia tidak sampai 100 tahun, tapi kehidupan akhirat melebihi ribuan tahun lamanya, karna disanalah rumah kita yang sesungguhnya. semoga kita dikumpulkan di surganya Allah SWT. aamiin ya Rabbal 'alamiin
Untuk semua saudariku yang terjun dalam proyek Allah SWT, tetap semangat yaa!!! Keep fighting!!! Kalau katanya ustadzah Yoyoh Yusroh “if we are realize, that we are on mission, we must keep the mission ON” :’)

mendengar azan hati mulai bergetar
azan di dengar didalam kendaraan
hidup ini cuma sekali dan sebentar
saling mengingatkan adalah bukti persaudaraan
        

liebe Grüße,
@rizkachab
Wassalamu’alaykum

Keine Kommentare:

Kommentar veröffentlichen