Beberapa hari yang lalu saya mendapat mention dari salah satu follower di twitter, sebut saja namanya mawar. salam kenal yaa~ dia bertanya "kak, mau nanya nih. Kakak dpt motivasi dri mana utk mlanjutkan studi ke jerman? ". naah pertanyaan yang singkat, tapi saya agak sulit menjawabnya dalam 140 karakter. karena begitu panjang jawaban yang ada dikepala saya. sebenernya dari pertanyaan tersebut bisa saja saya menjawab kalau motivasinya datang dari Allah SWT, atau datang dari orang tua. hmmmm tapi saya yakin jawaban itu belum cukup.
pertanyaan yang diajukan oleh mawar seringkali saya dapat oleh orang lain. entah itu dari adik kelas, sahabat, senior, bahkan dari keluarga dan kerabat di indonesia. inti pertanyaan mereka sama, mereka ingin tau tentang studi di Jerman. dua tahun yang lalu sebelum saya berangkat ke Jerman, saya ada membuat sebuah tulisan di sebuah majalah dengan judul "Jangan Menyerah". bila berkenan sok dibaca~ http://www.ipebi.or.id/2011/01/wow-jangan-menyerah.html?m=1 naah isinya lebih kurang tentang motivasi utama saya ingin mengambil kedokteran dan menceritakan perjuangan saya untuk mengambil jurusan kedokteran tersebut. sampai akhirnya saya memutuskan untuk memperjuangkan jurusan kedokteran yang saya inginkan di Jerman.
Dan ternyata perjuangan untuk mendapatkan s1 kedokteran di Jerman juga sangat berat, ditambah lagi jatah bangku untuk ausländer(orang asing) sangat dibatasi hampir disetiap universitas. begitu banyak lika-liku yang harus saya jalani. sampai akhirnya saya harus belajar ilmu ikhlas. yaitu sebuah ilmu yang megajarkan saya untuk mensyukuri apapun yang didapat.
ada beberapa jenjang yang saya tempuh sebelum masuk ke universitas di Jerman, diantaranya kursus bahasa Jerman dan studienkolleg. semua dijalani dengan hambatan masing-masing. memang cukup berat tapi alhamdulillah perjuangan itu sudah berlalu.
nah sekarang saya dihadapkan pada perjuangan lain. saat ini saya sudah tercatat sebagai mahasiswi ernährungswissenschaft (science of nutrition) di Martin Luther universität, halle. jurusan yang saya ambil memang bukan kedokteran, kalau ditanya sedih, jawabannya memang sedih. tapi sekali lagi kita harus tetap bersyukur dengan apapun yang sudah kita dapat. apa yang kita inginkan terkadang tidak sesuai dengan yang kita harapkan, karena Allah swt lebih mengetahui apa yang kita butuhkan. dan dari sebuah kegagalan kita bisa belajar arti nilai keikhlasan dan kesabaran.
ada beberapa kalimat dari seorang teman yang saya suka, dia menulis seperti ini "bila kita mempunyai impian, tulislah dengan sebuah pensil, dan izinkan Allah yang memegang penghapusnya, karena dia yang berhak mengoreksi dan memperbaiki impian itu untuk menjadi lebih baik"
kalau ada umur panjang insyaAllah saya berencana untuk menulis "jangan menyerah part 2", nah klo yang part 2 rencananya akan menceritakan gambaran kegagalan saya untuk mendapatkan bangku s1 kedokteran di Jerman. tapi gak sekarang yaa, udah malem hehe.
semoga apa yang mawar tanyakan bisa terjawab di episode kali ini, dan semoga cerita singkat saya di "jangan menyerah" bisa mewakili gambaran motivasi saya saat ingin berangkat ke Jerman dua tahun lalu. sekian dulu yaaa kawan kawan :D
pergi ke pasar membeli sendal
sendal didapat di tanah abang
tak kan lahir seorang pelaut yang handal
bila bermain di air yang tenang
GUTEN ABEND GERMANY & GUTEN MORGEN INDONESIA
liebe Grüße,
@rizkachab :D
Keine Kommentare:
Kommentar veröffentlichen